![]() |
MountDeer Symbol Of Girsang Clan |
- TUTUR MANORUS/LangsungPerkerabatan yang langsung terkait dengan diri sendiri.
- TUTUR HOLMOUAAN/ KelompokMelalui tutur Holmouan ini bisa terlihat bagaimana berjalannya adat Simalungun
- TUTUR NATIPAK/ Kehormatan, Tutur Natipak digunakan sebagai pengganti nama dari orang yang diajak berbicara sebagai tanda hormat.
- Simalungun Online - http://www.simalungunonline.com
- Wikipedia - http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Batak_Simalungun
- Dan sumber lainnya.
Suku Simalungun atau juga disebut Batak Simalungun adalah salah satu suku asli dari provinsi Sumatera Utara, Indonesia, yang menetap di Kabupaten Simalungun dan sekitarnya. Beberapa sumber menyatakan bahwa leluhur suku ini berasal dari daerah India Selatan. Sepanjang sejarah suku ini terbagi ke dalam beberapa kerajaan. Marga asli penduduk Simalungun adalah Damanik, dan 3 marga pendatang yaitu, Saragih, Sinaga, dan Purba. Kemudianmarga marga (nama keluarga) tersebut menjadi 4 marga besar di Simalungun.
Kedatangan ini terbagi dalam 2 gelombang :
- Gelombang pertama (Simalungun Proto), diperkirakan datang dari Nagore (India Selatan) dan pegunungan Assam (India Timur) di sekitar abad ke-5, menyusuri Myanmar, ke Siam dan Malakauntuk selanjutnya menyeberang ke Sumatera Timur dan mendirikan kerajaan Nagur dari Raja dinasti Damanik.
- Gelombang kedua (Simalungun Deutero), datang dari suku-suku di sekitar Simalungun yang bertetangga dengan suku asli Simalungun.
Kemudian mereka didesak oleh suku setempat hingga bergerak ke daerah pinggiran danau Toba dan Samosir.
Kini, di Kabupaten Simalungun sendiri, Akibat derasnya imigrasi, suku Simalungun hanya menjadi mayoritas di daerah Simalungun Atas.
SYSTEM POLITIK
- Siantar (menandatangani surat tunduk pada belanda tanggal 23 Oktober 1889, SK No.25)
- Panei (Januari 1904, SK No.6)
- Dolok Silou
- Tanoh Djawa (8 Juni 1891, SK No.21)
- Raya (Januari 1904, SK No.6)
- Purba
- Silimakuta
Setelah dibuangnya Raja Siantar Sang Naualuh dan Perdana Menterinya Bah Bolak oleh Belanda dalam tahun 1906 ke Bengkalis, maka sudah ratalah kini jalan untuk memaksakan Dewan Kerajaan Siantar yang diketuai Kontelir Belanda itu dan dibentuklah Besluit tanggal 29-7-1907 nomor 254 untuk membuat Pernyataan Pendek (Korte Verklaring) takluknya Siantar kepada Pemerintah Hindia Belanda. Dari isi surat-surat dokumen Belanda dapatlah direka yang tersirat bahwa dimakzulkannya dari tahta Siantar Tuan Sang Nahualu dan dibuangnya ia bersama perdana menterinya Bah Bollak ke Bengkalis 1906, adalah terutama karena background : Ia bersama hampir seluruh Orang-orang Besar Kerajaan Siantar adalah anti penjajahan Belanda; bahwa merembesnya propaganda Islam ke Simalungun khususnya dan Tanah Batak umumnya tidaklah disenangi oleh penjajah Belanda.
Pada 16 Oktober 1907 oleh Tuan Torialam (Tuan Marihat) dan Tuan Riah Hata (Tuan Sidamanik), melalui Verklaring (Surat Ikrar), dinyatakan tunduk kepada Belanda.
Dalam butir satu dari Verklaring yang memakai aksara Arab Melayu dengan Bahasa Melayu dan aksara Latin dengan Bahasa Belanda itu, tertulis,
“Ten eerste: dat het landschap Siantar een gedeelte uitmaakt van Nederlandsch Indie en derhalve staat onder de heerschappij van Nederland..” (Pertama: bahwa wilayah Siantar merupakan bagian dari Hindia Belanda dan karena itu berada di bawah kerajaan Belanda…). Masih ditambahkan bahwa akan setia kepada Ratu Belanda dan Gubernur Jenderal."Sejak Surat Ikrar Torialam dari Marihat dan Riah Hata dari Sidamanik itu, Kerajaan Siantar akhirnya di bawah pengawasan Belanda. Belanda kemudian menobatkan putra Sang Naualuh bukan dari permaisuri, yang masih teramat muda, Tuan Riah Kadim menjadi raja pengganti. Tuhan Riah Kadim yang masih polos itu kemudian diserahkan Belanda kepada Pendeta Zending Guillaume di Purba. Pada Tahun 1916, Tuhan Riah Kadim diubah namanya menjadi Waldemar Tuan Naga Huta dan diakui Belanda sebagai Raja. (Suntingan dari Muhar Omtatok , Erond Damanik dan Juandaha Raya Purba Dasuha).
Selain 3 partuanan yang tersebut atas masih terdapat beberapa partuaan yang lain antara lain:
- Parbalogan (tuan parbalogan op.Dja Saip Saragih Napitu) yang wilayahnya dari parmahanan hingga ke tigaras
- Si Tahan Batoe Toean Van Si Polha , Si Ria Kadi Toean Van Manik Si Polha , Toean Gurasa Dolok Sumurung / Bandar Sipolha , Toean Intan Pulo Bosar Sipolha , Tuan Kalabosar ( Dolok Maraja Sipolha ), Tuan Paraloangin ( Jambur Na Bolag Sipolha ), Tuan Parangsangbosi ( Paribuan Sipolha ) semua Keturunan Raja Naposo Damanik.
- Si Tahan Batoe Toean Van Si Polha / Toean Laen / Nai Tukkup , salah satu keturunannya adalah Tuan Jahutar Damanik dan Tuan Humala Sahkuda Damanik ( Hutabolon Sipolha ) orang tua dari: Tuan Djapurba Damanik, Tuan Djabagus Damanik, Tuan Djabanten Damanik, mantan Bupati Kabupaten Simalungun, Tuan Djahormat Damanik, Mora br.Damanik, Mayun br. Damanik.
- Si Ria Kadi Toean Van Manik Si Polha / Toean Markadim / Nai Simin , keturunannya sebagai berikut pada no 5 , 6 , 7 :
- Tuan Paraloangin Damanik ( Tuan Jambur Na Bolag Sipolha ) dengan laweinya Radja Israel Sinaga Prapat dari Parapat salah satu keturunannya adalah Tuan Labuhan Asmin Damanik ( Tuan Jambur Na Bolag berikutnya ) keturunannya adalah Prof.DR SC Reynold Kamrol Damanik ( USU ) , Prof DR David Tumpal Damanik ( USA ) , Cand.DR.Ec Daulat Damanik MA. ( Jerman ).
- Tuan Parangsangbosi Damanik ( Tuan Paribuan Sipolha ) salah satu keturunannya adalah Brigjen Pol (Purn) Muller Damanik , SH ( Mantan Rektor USI P.Siantar).
- Tuan Kalabosar Damanik ( Tuan Dolok Maraja Sipolha ) salah satu keturunannya adalah Ir. Syamsirun Damanik ( mantan salah satu Direktur Kem. Pertanian RI ) , Drs Pangsa Damanik.
- Toean Gurasa Dolok Sumurung / Bandar Sipolha , salah satu keturunannya Mayjen TNI (Purn) Pieter Damanik ( Mantan Dubes RI di Philipina ) , Ir Djagunung Damanik , Revol Damanik.
- Sipintu angin (tuan op.S.Saragih Turnip) merupakan orang tua dari Saragih Ras. Yang hingga kini tugunya (tugu hoda bottar)masih terlihat di Perbatasan Panatapan Ds.Tigaras
3. SURAT IKRAR
Bahwa ini ikrar kami :
Si Tori Alam , Tuan Marihat dan Si Ria Hata Tuan Sidamanik.
Yaitu : bersama masuk komisi pemerintahan jajahan negeri Siantar mengaku tiga perkara yang tersebut di bawah ini , yaitu :
Pasal yang pertama. Bermula ikrar kami bahwa sesungguhnya negeri Siantar jadi suatu bahagian daripada Hindia Nederland , maka takluklah negeri Siantar itu kepada kerajaan Belanda , maka wajiblah atas kami selama-lamanya bersetia kepada Baginda Sri Maharaja Belanda dan kepada wakil baginda yaitu Sri Paduka yang dipertuan besar Gubernur Jenderal Hindia Nederland , maka oleh Sri Paduka yang dipertuan besar Gubernur dikurniakan kepada kami jabatan pemerintahan di dalam Negeri Siantar.
Pasal yang kedua. Maka mengakulah dan berjanjilah kami , bahwa kami tiada akan membicarakan suatu apa dari pada ikwal kami dengan Raja - raja yang asing , melainkan musuh Baginda Sri Maharaja itu musuh kami , begitu juga sahabat Sri Maharaja Belanda itu Sahabat kami adanya.
Pasal yang ketiga. Bahwa mengakulah dan berjanjilah kami , bahwa sesungguhnya segala peraturan hal ikwal Siantar , baik yang telah diaturkan , baik yang akan diikrarkan oleh atau dengan nama Baginda Sri Paduka yang dipertuan besar Gubernur Jenderal Hindia Nederland atau wakilnya semua pengaturan itu kami hendak menjalankan akan segala perintah yang diperintahkan kepada kami , baik oleh Sri paduka yang dipertuan besar Gubernur Jenderal baik oleh wakilnya , semua perintah itu kami hendak menurutkan juga adanya. Demikianlah Ikrar yang telah kami mengaku dengan bersumpah di Pematang Siantar pada enam belas Oktober 1907, dan tersurat tiga helai yang sama bunyinya.
Si Tori Alam
Si Ria Hata ( Anggota dari komisi Kerajaan Siantar ) Disaksikan oleh Si Jure Lucan O'Brien , Controleur Simalungun. Ikrar ini disyahkan dan dikuatkan pada tanggal 22 Januari, 1908. Gubernur Jenderal Hindia Belanda - d.t.o V.Heutz
4. Proces - Verbal / Berita Acara.
Pada hari ini tanggal 16 Oktober 1907 hadir di hadapan saya Jure Lucan O'Brien . Controleur Simalungun.
Op heden , den Zestienden october negentien honderd en zevend , voor mij , J.L.O'Brien , Controleur van Simeloengoen,
- Si Saoeadim , Toean Van Bandar
- Si Badjandin , Toean Van Bandar Poelau (salah 1 keturunannya adalah Drs. Tuan Zulkarnain Damanik, MM, Bupati Simalungun periode 2005-2010)
- Si Kani , Toean Van Bandar Bajoe
- Si Djamin , pemangkoe Van Toean Negeri Bandar
- Si Mia , Toean Van Si Malangoe
- Si Kama , Roumah Suah
- Si Bisara , Nagodang
- Si Djommaihat , Toean Kahaha
- Si Djarainta , Toean Boentoe
- Si Djandioeroeng , Toean Dolok Siantar
- Si Silim , Toean Van Bandar Sakoeda
- Si Djontahali , Toean Van Mariah Bandar
- Si Rimmahala , Toean Van Naga Bandar
- Si Kadim , Toean Van Bandar Tonga
- Si Tongma , Bah Bolak Van Pematang Siantar
- Si Naman , Toean Van Lingga
- Si Djaha , Toean Van Bangoen
- Si Djibang , Toean Van Dolok Malela
- Si Djandiain , Toean Van Silo Bajoe
- Si Lampot , Toean Van Djorlang Hoeloean
- Si Djanji-arim , Toean Van Maligas Bandar
- Si Djadi , Toean Van Sakuda
- Si Radjawan , Toean Van Gunung Maligas
- Si Djaoelak , Toean Van Tamboen
- Si Tahan Batoe , Toean Van Si Polha
- Si Ria Kadi , Toean Van Manik Si Polha
- Si Ganjang , Toean Van Repa
- Si Djoinghata , Toean Van Pagar Batoe
- Si Djaingot , Toean Van Si Lampoeyang
- Si Djaoeroeng , Toean Van Gadjing
- Si Mahata , Toean anggi Van Sidapmanik
- Si Bandar , Toean Manik Hataran
- Si Takkang , Toean Van Tamboen Rea
- Si Rian , Toean Van Manik Maradja
- Si Marihat , Toean Van Perbalogan
- Si Pinggan , Toean Van Hoeta Bajoe
- Si Djoegmahita , Toean Van Manggoetoer
Pematang Siantar , 16 Oktober 1907.- Controleur Simalungun. d.t.o Jure Lucan O'Brien
Partuanan-partuanan ini tidak pernah tunduk kepada pemerintahan Belanda saat itu, di daerah dilakukan perlawanan perlawanan kecil secara bergerilya.
Hal itu sering diinterpretasikan seolah-olah bahasa Simalungun "lebih tua" daripada bahasa Toba atau Mandailing namun pandangan itu keliru.
- Silimakuta.
- Raya.
- Topi Pasir (Horisan).
- Jahe-jahe (pesisir pantai timur)
![]() |
Miniatur Rumah Adat Suku Batak Simalungun Dengan 3 Warna Naibata Merah, Putih dan Hitam. Photo Milik Saudara Rudin Herbert Purba |
- Naibata di atas, dilambangkan dengan warna Putih,
- Naibata di tengah, dilambangkan dengan warna Merah, dan
- Naibata di bawah, dilambangkan dengan warna Hitam.
![]() |
Patung Sang Budha menunggang Gajah koleksi Museum Simalungun, yang menunjukkan pengaruh ajaran Budha pada Masyarakat Simalungun |
- Marah Silau (yang menurunkan Raja Manik Hasian, Raja Jumorlang, Raja Sipolha, Raja Siantar, Tuan Raja Sidamanik dan Tuan Raja Bandar)
- Soro Tilu (yang menurunkan marga raja Nagur di sekitar gunung Simbolon: Damanik Nagur, Bayu, Hajangan, Rih, Malayu, Rappogos, Usang, Rih, Simaringga, Sarasan, Sola)
- Timo Raya (yang menurunkan raja Bornou, Raja Ula dan keturunannya Damanik Tomok)
- Malau
- Limbong
- Sagala
- Gurning
- Manikraja
- Tambak
Keturunannya adalah:
- Saragih Garingging yang pernah merantau ke Ajinembah dan kembali ke Raya.
- Saragih Sumbayak keturunan Tuan Raya Tongah, Pamajuhi, dan Bona ni Gonrang.
- Dasalak, menjadi raja di Padang Badagei
- Dajawak, merantau ke Rakutbesi dan Tanah Karo dan menjadi marga Ginting Jawak.
- Munthe
- Siadari
- Sidabutar
- Sidabalok
- Sidauruk
- Simarmata
- Simanihuruk
- Sijabat
- Manorsa
- Simamora
- Sigulang Batu
- Parhorbo
- Sitorus
- Pantomhobon
- Sigumonrong
- Pak-pak
- Manalu
- Sipayung
- Sihaloho
- Sinurat
- Sitopu
“Sin Raya, sini Purba, sin Dolog, sini Panei. Na ija pe lang na mubah, asal ma marholong ni atei” (dari Raya, Purba, Dolog, Panei. Yang manapun tak berarti, asal penuh kasih).Sebagian sumber menuliskan bahwa hal tersebut disebabkan karena seluruh marga raja-raja Simalungun itu diikat oleh persekutuan adat yang erat oleh karena konsep perkawinan antara raja dengan “puang bolon” (permaisuri) yang adalah puteri raja tetangganya. Seperti raja Tanoh Djawa dengan puang bolon dari Kerajaan Siantar (Damanik), raja Siantar yang puang bolonnya dari Partuanan Silappuyang, Raja Panei dari Putri Raja Siantar, Raja Silau dari Putri Raja Raya, Raja Purba dari Putri Raja Siantar dan Silimakuta dari Putri Raja Raya atau Tongging.
Setelah marga-marga dalam suku Simalungun semakin membaur, partuturan semakin ditentukan oleh partongah-jabuan (pernikahan), yang mengakibatkan pembentukan hubungan perkerabatan antara keluarga-keluarga Simalungun.
Partuturan dalam suku Simalungun di bagi ke dalam 3 kategori menurut kedekatan hubungan seseorang, Di Tulis dari BUKU ADAT NI SIMALUNGUN na isusun PRESIDIUM PARTUHA MAUJANA SIMALUNGUN thn 2002. [Dimuat juga dalam artikel wikipedia : http://id.wikipedia.org/wiki/Partuturan] yaitu ;
Tutur Manorus (langsung)
Perkerabatan yang langsung terkait dengan diri sendiri.
- Ompung: orang tua ayah atau ibu, saudara (kakak/adik) dari orang tua ayah atau ibu
- Bapa/Amang: ayah
- Inang: ibu
- Abang: saudara lelaki yang lahir lebih dulu dari kita.
- Anggi: adik lelaki; saudara lelaki yang lahir setelah kita.
- Botou: saudara perempuan (baik lebih tua atau lebih muda).
- Amboru: saudara perempuan ayah; saudara perempuan pariban ayah; saudara perempuan mangkela. Bagi wanita: orang tua dari suami kita; amboru dari suami kita; atau mertua dari saudara ipar perempuan kita.
- Mangkela: suami dari saudara perempuan dari ayah
- Tulang: saudara lelaki ibu; saudara lelaki pariban ibu; ayah dari besan
- Anturang: istri dari tulang; ibu dari besan
- Parmaen: istri dari anak; istri dari keponakan; anak perempuan dari saudara perempuan istri; amboru dan mangkela kita memanggil istri kita parmaen
- Nasibesan: istri dari saudara (Ipar) lelaki dari istri kita atau saudara istri kita
- Hela: suami dari puteri kita; suami dari puteri dari kakak/adik kita
- Gawei: hubungan wanita dengan istri saudara lelakinya
- Lawei: hubungan laki-laki dengan suami dari saudara perempuannya; panggilan laki-laki terhadap putera amboru; hubungan laki-laki dengan suami dari puteri amboru (botoubanua).
- Botoubanua: puteri amboru; bagi wanita: putera tulang
- Pahompu: cucu; anak dari botoubanua; anak pariban
- Nono: pahompu dari anak (lelaki).
- Nini: cucu dari boru.
- Sima-sima: anak dari Nono/Nini
- Siminik: cucu dari Nono/Nini
Tutur Holmouan (kelompok)
Melalui tutur Holmouan ini bisa terlihat bagaimana berjalannya adat Simalungun
- Ompung Nini: ayah dari ompung
- Ompung Martinodohon: saudara (kakak/adik) dengan ompung
- Ompung Doli: ayah kandung dari ayah, kalau nenek perempuan disebut inang tutua
- Bapa Tua: saudara lelaki paling tua dari ayah
- Bapa Godang: saudara lelaki yang lebih tua dari ayah, di beberapa tempat biasa juga disebut bapa tua
- Inang Godang: istri dari bapa godang
- Bapa Tongah: saudara lelaki ayah yang lahir dipertengahan (bukan paling tua, bukan paling muda)
- Inang Tongah: istri dari bapa tongah
- Bapa Gian / Bapa Anggi: saudara lelaki ayah yang lahir paling belakang
- Inang Gian / Inang Anggi: istri dari bapa gian/Anggi
- Sanina / Sapanganonkon: saudara satu ayah/ibu
- Pariban: sebutan bagi orang yang dapat kita jadikan pasangan (suami atau istri) atau adik/kakaknya
- Tondong Bolon: pambuatan (orang tua atau saudara laki dari istri/suami) kita
- Tondong Pamupus: pambuatan ayah kandung kita
- Tondong Mata ni Ari: pambuatan ompung kita
- Tondong Mangihut
- Anakborujabu: sebagai pimpinan dari semua boru, anakborujabu dituakan karena bertanggung jawab pada tiap acara suka/duka Cita.
- Panogolan: anak laki/perempuan dari saudara perempuan
- Boru Ampuan: hela kandung yang menikahi anak perempuan kandung kita
- Anakborumintori: istri/suami dari panogolan
- Anakborumangihut: lawei dari botou
- Anakborusanina :
Tutur natipak digunakan sebagai pengganti nama dari orang yang diajak berbicara sebagai tanda hormat.
- Kaha: digunakan pada istri dari saudara laki-laki yang lebih tua. Bagi wanita, kaha digunakan untuk memanggil suami boru dari kakak ibu.
- Nasikaha: digunakan istri kita untuk memanggil saudara laki kita yang lebih tua
- Nasianggiku: untuk memanggil istri dari adik
- Anggi
- Ham: digunakan pada orang yang membesarkan/memelihara kita (orang tua) atau pada orang yang seumur yang belum diketahui hubungannya dengan kita
- Handian: serupa penggunaannya dengan ham, tapi memiliki arti yang lebih luas.
- Dosan: digunakan tetua terhadap sesama tetua
- Anaha: digunakan tetua terhadap anak muda laki
- Kakak: digunakan anak perempuan kepada saudara lakinya yang lebih tua
- Ambia: Panggilan seorang laki terhadap laki lain yang seumuran
- Ho: panggilan bagi orang yang sudah akrab (sakkan) atau pada orang yang derajadnya lebih rendah, kadang digunakan oleh suami pada istrinya
- Hanima: sebutan untuk istri (kasar) atau pada orang yang berderajad lebih rendah dari kita (jamak, lebih dari seorang)
- Nasiam: sebutan untuk yang secara kekerabatan berderajad di atas (jamak, lebih dari seorang)
- Akkora: sebutan orang tua bagi anak perempuan yang dekat hubungan kekerabatannya
- Abang: panggilan pada saudara laki yang lebih tua atau yang berderajad lebih dari kita
- Tuan: dulu digunakan untuk memanggil pemimpin huta (kampung), atau pada keturunan Raja
- Sibursok: sebutan bagi anak laki yang baru lahir
- Sitatap: sebutan bagi anak perempuan yang baru lahir
- Awalan Pan/Pang: sebutan bagi seorang Laki yang sudah memiliki Anak, misal anaknya Ucok, maka Ayahnya disebut pan-Ucok/pang-Ucok.
- Awalan Nang/Nan: sebutan bagi seorang perempuan yang sudah memiliki anak, misal anaknya Ucok, maka ibunya disebut nan-Ucok/nang-Ucok.
Hiou dalam berbagai bentuk dan corak/motif memiliki nama dan jenis yang berbeda-beda, misalnya Hiou penutup kepala wanita disebut suri-suri, Hiou penutup badan bagian bawah bagi wanita misalnya ragipanei, atau yang digunakan sebagai pakaian sehari-hari yang disebut jabit. Hiou dalam pakaian penganti Simalungun juga melambangkan kekerabatan Simalungun yang disebut tolu sahundulan, yang terdiri dari tutup kepala (ikat kepala), tutup dada (pakaian) dan tutup bagian bawah (abit).
Menurut Muhar Omtatok, Budayawan Simalungun, awalnya Gotong (Penutup Kepala Pria Simalungun) berbentuk destar dari bahan kain gelap ( Berwarna putih untuk upacara kemalangan, disebut Gotong Porsa), namun kemudian Tuan Bandaralam Purba Tambak dari Dolog Silou juga menggemari trend penutup kepala ala melayu berbentuk tengkuluk dari bahan batik, dari kegemaran pemegang Pustaha Bandar Hanopan inilah, kemudian Orang Simalungun dewasa ini suka memakai Gotong berbentuk Tengkuluk Batik.
Terimakasih GIRSANG VISION
HABONARON DO BONA
0 komentar:
Posting Komentar
No comment is offensive tribe, religion and any individual, Use words and phrases are polite and ethical - Thank you -