-DORI ALAM GIRSANG(DENPASAR)-MARTHIN GIRSANG(JAKARTA)-HANSON MUNTHE(MEDAN)-RIKO GIRSANG(JAKARTA)-BENYAMIN PARULTOP GIRSANG(NIGERIA)-SAMSON GIRSANG(BATAM)-BAGUS FEBRIANTO GIRSANG(MEDAN)-HORASTON GIRSANG(PERAWANG.RIAU)-OBET NEGO GIRSANG(YOGYAKARTA)-BOSTON GIRSANG(RIAU)-YAN FEBRIANSON GIRSANG(JAKARTA)-FRIPANSUS IPAN GIRSANG(JAKARTA)-POSMAN FIRNANDUS GIRSANG(JAKARTA)-RAJAMIN RP GIRSANG(BRASTAGI)-SEPTA GLORA GIRSANG(MEDAN)-HAMONANGAN GIRSANG(SUKABUMI)-HELZBERD JUSTIANUS HAMONANGAN GIRSANG(MAKASSAR)-HERTHA VERONIKA SINAGA(MEDAN)-SUZANNA GIRSANG(PEMATANG SIANTAR)-GIO ADAM ARTHANTA GIRSANG(MALANG)-ANTON GIRSANG(BANDUNG)-ABRI ANTO GIRSANG(LAMPUNG)-INDRA WALDIN GIRSANG(MEDAN)-ALBERTO ELPINSON GIRSANG(MEDAN)-ELJUNI EDIN GIRSANG(BIMA/NTB)-BARENOF GIRSANG(JAKARTA)-MICHAEL GIRSANG(MEDAN)-HOTBERDUANI YM GIRSANG(MALAYSIA)-NURSAIDAH NATALIN GIRSANG(MALAYSIA)-GUNTUR JULIANTO GIRSANG(SINGKAWANG)-MAYARANI GIRSANG(MEDAN)-PANGERAN CIPTA SETIA GIRSANG(SEMARANG)-ROBERT GIRSANG(BEKASI)-BOBBY ANGGA GIRSANG(MEDAN)-PAISAL GIRSANG(MEDAN)-JENNY OKTAVIANA GIRSANG(MALAYSIA)-JIMMI MOHSEN(DEPOK)-BERNAWATY GIRSANG(DAIRI)-VITA SILVANA UDUR GIRSANG(BANDUNG)-BIRMAN BAHAGIA GIRSANG(BEKASI)-VERA LISA GIRSANG(BANDAR LAMPUNG)-FEBRIYATI VERONICA GIRSANG(JAKARTA)-YAN RICKY DAMANIK(BANDAR LAMPUNG)-ROY IXEL GIRSANG(BATAM)-RAHEL DEWI YULINA GIRSANG(PALEMBANG)-SONDANG SARIAHMA GIRSANG(JAKARTA)-GUNAWANTA GIRSANG(JAKARTA)-HENDRA JANI GIRSANG(TANJUNG GADING)-HENDARTO WIJAYA GIRSANG(MEDAN)-

SIMALUNGUN_JEJAK LELUHUR MARGA GIRSANG (1)_Sample HiStory

Walaupun sekarang marga girsang dianggap sebagai salah satu marga simalungun,..Yang dianggap marga asli simalugun adalah :Damanik, Purba, Saragih dan Sinaga.

FORHIDOS, FORUM SIPISO-PISO HILL REFORESTATION PROGRAM

FORHIDOS, FOrum pengHIjauan DOlok Sipiso-piso – Forum Penghijauan Bukit Sipiso-piso (SIPISO-PISO HILL REFORESTATION PROGRAM ), Forum ini digerakkan oleh swadaya..

SAYA ORANG (SUKU) BATAK...., BATAK APA ?

Batak merupakan salah satu suku bangsa di Indonesia. Nama ini merupakan sebuah terma kolektif untuk mengidentifikasikan beberapa suku bangsa yang ..

Sipiso-piso Waterfall

Toba. Sipiso-piso waterfall was located on the shores of Lake Toba, unfortunately, a very interesting tourist attraction is less visited by tourists because of its location on the edge of which is different from Parapat city, where tourists usually visit.

MENGENAL LEBIH DEKAT J, TIDEMAN

Simeloengoen: het land der Timoer-Bataks in zijn vroegere isolatie en zijn ontwikkeling tot een deel van het cultuurgebied van de oostkust van Sumatra - Simeloengoen: the land of Timur-Batak in his former isolation and its developmentinto a part of the culture of the east coast of Sumatra

Rabu, 22 Februari 2012

MOTIVASI Hidup Yang Luar Biasa, The Great Motivation For Life

[GIRSANG VISION] :Motivasi Hidup Yang Luar Biasa, ada tertulis  “Jangan bersusah payah untuk menjadi kaya, tinggalkan niatmu ini. Kalau engkau mengamat-amatinya, lenyaplah ia, karena tiba-tiba ia bersayap, lalu terbang ke angkasa seperti rajawali.”

Pernahkah terlintas pada benak kita ,hidup sendiri jauh (single/bujangan) lebih mudah ketimbang setelah berkeluarga, itu kesimpulan banyak orang yang sudah merasakan sulitnya mengatur keuangan setelah menikah. “Ketika masih lajang, yang dicukupkan cuma diri sendiri, sekarang ada keluarga yang harus saya tanggung.. tidak bisa lagi seenaknya beli ini itu dan memutuskan ini itu, karena dampaknya bisa mengenai keluarga..” begitulah keluhan beberapa orang. “Cash flow” dalam rumah tangga haruslah dijaga agar tetap sehat, jangan sampai kolom “kredit” jauh melebihi kolom “debet”, dan akhirnya ada banyak lubang menganga yang siap membuat kita terjerat dalam masalah. Ada yang menjadi korban hutang, gali lubang tutup lubang, membuka hutang baru untuk menutupi hutang yang lain terus menerus. Ada yang tergoda untuk melakukan korupsi, mulai dari yang kelas teri hingga kelas kakap dengan mengemplang uang milyaran sekalipun. Ada yang memilih jalan okultisme. Ada yang jadi kecanduan judi. Ada yang akhirnya merampok, mencuri, bahkan membunuh demi harta. Ada yang jatuh dalam dosa perzinahan karena hal ini.

How much enough is enough ? 
Manusia punya kecenderungan untuk sulit puas. Apakah anda pernah berpikir, jika saja anda bisa mendapatkan gaji dua kali lipat dibanding saat ini, tentulah hidup akan lebih nyaman ? Misalnya anda mendapatkan 1 juta saat ini, anda akan berpikir bahwa 2 juta mungkin akan cukup.. begitu anda mendapatkan 2 juta, anda akan berpikir bahwa 4 juta akan membuat hidup jauh lebih mudah.. anda mendapatkan 4 juta, anda pun akan berkata 8 juta tentu akan membuat hidup lebih nyaman, dan seterusnya. Tidak akan ada angka final yang bisa membuat kita mencapai kepuasan jika kita terus memandang hidup dari sisi kebutuhan duniawi. Tidak heran jika dikatakan "Akar dari segala kejahatan adalah cinta akan uang ". Bermula dari mengejar harta, orang bisa terjerumus ke dalam berbagai dosa yang semakin lama akan semakin parah.

Apakah kehidupan ini melarang untuk kaya ? Tidak..!!! 
Apakah kehidupan ini juga mengharamkan bekerja keras untuk mencari pendapatan ? Sama sekali tidak..
Yang dipermasalahkan bukanlah uangnya, tetapi motivasinya. Banyak tertulis panjang lebar mengenai kesia-siaan kekayaan jika motivasinya salah. Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya, inipun sia-sia. 
Dengan bertambahnya harta, bertambah pula orang-orang yang menghabiskannya. Dan apakah keuntungan pemiliknya selain dari pada melihatnya ? nyenyaknya tidur orang yang bekerja, baik ia makan sedikit maupun banyak, tetapi kekenyangan orang kaya sekali-kali tidak membiarkan dia tidur dengan nyenyak. Kekayaan tidak membuat kita bisa tidur nyenyak. Kemiskinan juga tidak membuat kita tidur nyenyak, itu benar. Yang bisa membuat kita tidur nyenyak adalah mensyukuri apa yang kita peroleh sebagai hasil kerja keras kita.
“There is a serious and severe evil which I have seen under the sun..”“riches were kept by their owner to his hurt”
Mati-matian mengejar harta dengan motivasi yang salah adalah seperti orang yang berlelah-lelah menjaring angin, alias sia-sia. Semua itu bisa habis seketika, karena setiap saat ngengat dan karat bisa merusakkannya, pencuri pun bisa membongkar dan mencurinya. Kita di ingatkan 
“Jangan bersusah payah untuk menjadi kaya, tinggalkan niatmu ini. Kalau engkau mengamat-amatinya, lenyaplah ia, karena tiba-tiba ia bersayap, lalu terbang ke angkasa seperti rajawali.”
Mencari jalan pintas untuk menjadi kaya dalam sekejap mata tidak akan pernah membawa kebaikan.
“Harta yang cepat diperoleh akan berkurang, tetapi siapa mengumpulkan sedikit demi sedikit, menjadi kaya.”
Jadi bagaimana yang baik ? Yang baik adalah menetapkan skala prioritas yang tepat. 
“Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.”
Yang baik adalah melakukan pekerjaan kita dengan serius dan sungguh-sungguh seperti melakukannya untuk Tuhan. Ingatlah bahwa Tuhan sanggup memberkati anda, mencukupi segala kebutuhan anda. Berkat datangnya dari Tuhan, dan bukan dari segala harta kekayaan yang kita kumpulkan. Karena itu tidak perlu cemas akan hari depan, jangan sampai motivasi bergeser menjadi hamba uang, namun lakukanlah pekerjaan dengan sebaik-baiknya disertai rasa syukur akan Tuhan. Jangan lupa memberkati orang lain melalui apa yang telah kita terima, dan jangan lupa memuji dan menyembahNya. 

Betapa indahnya jika apa yang kita miliki berasal dari berkat Tuhan yang turun atas kita, berapa pun itu, karena apa yang berasal dari Tuhan pasti memberkati hidup kita dan tidak membawa kita ke dalam kesia-siaan. Carilah dahulu kerajaanNya dan kebenarannya, maka ketika semua ditambahkan kepada kita, kita tidak menjadi sesat dan lupa diri sehingga jatuh dalam berbagai jerat dosa. 
Apapun pekerjaan anda saat ini, selama tidak menyimpang dari firman Tuhan, lakukanlah dengan sungguh-sungguh, walaupun mungkin apa yang anda peroleh belum cukup untuk memenuhi kebutuhan anda sekeluarga. Percayalah Tuhan mampu memberkati anda lewat pekerjaan anda, dan mencukupi kebutuhan anda sehingga anda tidak berkekurangan !

Tuhan mampu memberkati pekerjaan yang kecil sekalipun, secara luar biasa

(c)Motivasi Yang Benar
http://akucintayesus.com/

Segala masukan dan koreksi sangat kami hargai untuk menambah dan memperbaiki setiap artikel dalam blog ini, dengan mengirimkan pendapat anda semua ke page/halaman "KIRIM ARTIKEL" yang terdapat pada header page blog ini, atau pada kolom DISQUS commentar dibawah ini. Tanpa mengurangi hormat, kami harapkan tulisan, pendapat anda tentunya dengan data dan fakta serta sumber berita yang akurat serta tidak terdapat unsur pemaksaan pendapat, serta tidak menyinggung UNSUR SARA  sehingga apa yang menjadi koreksi dan tulisan artikel berikutnya bisa bermanfaat untuk menambah "celah-celah" yang hilang dari sejarah SIMALUNGUN pada umumnya, dan sejarah MARGA/BORU GIRSANG pada khususnya.  Terimakasih GIRSANG VISION
- HABONARON DO BONA -

Minggu, 19 Februari 2012

KISAH NYATA ANAK DURHAKA DARI SINGAPURA DAN KEPEDULIAN SEORANG PEMIMPIN, LEE KUAN YEW

[GIRSANG VISION] : Entah dari mana sumber artikel ini berasal, tapi seorang sahabat  Ud Rose (Yudi Rosmayadi) membagikannya dalam salah satu media jejaring social, cerita dalam artikel ini sangat mengharukan tetapi juga sangat inspiratif buat pemimpin-pemimpin di negeri kita ini yang sudah sangat jauh dari rakyatnya, sibuk dengan dunia international dan berbagai masalah politik dan korupsi yang tidak ada henti-hentinya. Seorang pemimpin di negeri tetangga yang sangat arif dan bijaksana memimpin negeri dengan memperhatikan rakyatnya, Mr LEE KUAN YEW.

Sebuah Kisah Nyata dari Negeri tetangga Singapura beberapa dekade lalu yang cukup menghebohkan hingga Perdana Menteri saat itu, Lee Kwan Yew senior turun tangan dan mengeluarkan dekrit tentang orang lansia di Singapura.

Dikisahkan ada orang kaya raya di sana mantan Pengusaha sukses yang mengundurkan diri dari dinia bisnis ketika istrinya meninggal dunia. Jadilah ia single parent yang berusaha membesarkan dan mendidik dengan baik anak laki-laki satu-satunya hingga mampu mandiri dan menjadi seorang Sarjana.
Kemudian setelah anak tunggalnya tersebut menikah, ia minta ijin kepada ayahnya untuk tinggal bersama di Apartemen Ayahnya yang mewah dan besar. Dan ayahnya pun dengan senang hati mengijinkan anak menantunya tinggal bersama-sama dengannya. Terbayang dibenak orangtua tersebut bahwa apartemen nya yang luas dan mewah tersebut tidak akan sepi, terlebih jika ia mempunya cucu. Betapa bahagianya hati bapak tersebut bisa berkumpul dan membagi kebahagiaan dengan anak dan menantunya.

Pada mulanya terjadi komunikasi yang sangat baik antara Ayah-Anak-Menantu yang membuat Ayahnya yang sangat mencintai anak tunggalnya itu tersebut tanpa sedikitpun ragu-ragu mewariskankan seluruh harta kekayaan termasuk apartment yang mereka tinggali, dibaliknamakan ke anaknya itu melalui Notaris terkenal di sana.

Tahun-tahun berlalu, seperti biasa, masalah klasik dalam rumah tangga, jika anak menantu tinggal seatap dengan orang tua, entah sebab mengapa akhirnya pada suatu hari mereka bertengkar hebat yang pada akhirnya, anaknya tega mengusir sang Ayah keluar dari apartment mereka yang ia warisi dari Ayahnya.

Karena seluruh hartanya, Apartemen, Saham, Deposito, Emas dan uang tunai sudah diberikan kepada anaknya, maka mulai hari itu dia menjadi pengemis di Orchard Rd. Bayangkan, orang kaya mantan pebisnis yang cukup terkenal di Singapura tersebut, tiba-tiba menjadi pengemis!

Suatu hari, tanpa disengaja melintas mantan teman bisnisnya dulu dan memberikan sedekah, dia langsung mengenali si ayah ini dan menanyakan kepadanya, apakah ia teman bisnisnya dulu. 
Tentu saja, si ayah malu danmenjawab bukan, mungkin Anda salah orang, katanya. Akan tetapi temannya curiga dan yakin, bahwa orang tua yang mengemis di Orchad Road itu adalah temannya yang sudah beberapa lama tidak ada kabar beritanya. Kemudian, temannya ini mengabarkan hal ini kepada teman-temannya yang lain, dan mereka akhirnya bersama-sama mendatangi orang tersebut. Semua mantan sahabat karibnya tersebut langsung yakin bahwa pengemis tua itu adalah Mantan pebisnis kaya yang dulu mereka kenal.

Dihadapan para sahabatnya, si ayah dengan menangis tersedu-sedu, menceritakan semua kejadian yang sudah dialaminya. Maka, terjadilah kegemparan di sana, karena semua orangtua di sana merasa sangat marah terhadap anak yang sangat tidak bermoral itu.

Kegemparan berita tersebut akhirnya terdengar sampai ke telinga PM Lee Kwan Yew Senior.

PM Lee sangat marah dan langsung memanggil anak dan menantu durhaka tersebut. Mereka dimaki-maki dan dimarahi habis-habisan oleh PM Lee dan PM Lee mengatakan "Sungguh sangat memalukan bahwa di Singapura ada anak durhaka seperti kalian" .

Lalu PM Lee memanggil sang Notaris dan saat itu juga surat warisan itu dibatalkan demi hukum! Dan surat warisan yang sudah baliknama ke atas nama anaknya tersebut disobek-sobek oleh PM Lee. Sehingga semua harta milik yang sudah diwariskan tersebut kembali ke atas nama Ayahnya, bahkan sejal saat itu anak menantu itu dilarang masuk ke Apartment ayahnya.

Mr Lee Kwan Yew ini ternyata terkenal sebagai orang yang sangat berbakti kepada orangtuanya dan menghargai para lanjut usia (lansia). Sehingga, agar kejadian serupa tidak terulang lagi, Mr Lee mengeluarkan Kebijakan / Dekrit yaitu "Larangan kepada para orangtua untuk tidak mengwariskan harta bendanya kepada siapapun sebelum mereka meninggal. Kemudian, agar para lansia itu tetap dihormati dan dihargai hingga akhir hayatnya, maka dia buat Kebijakan berupa Dekrit lagi, yaitu agar semua Perusahaan Negara dan swasta di Singapura memberi pekerjaan kepada para lansia. Agar para lansia ini tidak tergantung kepada anak menantunya dan mempunyai penghasilan sendiri dan mereka sangat bangga bisa memberi angpao kepada cucu-cucunya dari hasil keringat mereka sendiri selama 1 tahun bekerja.

Anda tidak perlu heran jika Anda pergi ke Toilet di Changi Airport, Mall, Restaurant, Petugas cleaning service adalah para lansia. Jadi selain para lansia itu juga bahagia karena di usia tua mereka masih bisa bekerja, juga mereka bisa bersosialisasi dan sehat karena banyak bergerak. Satu lagi sebagaimana di negeri maju lainnya, PM Lee juga memberikan pendidikan sosial yang sangat bagus buat anak-anak dan remaja di sana, bahwa pekerjaan membersihkan toilet, meja makan diresto dsbnya itu bukan pekerjaan hina, sehingga anak-anak tsb dari kecil diajarkan untuk tahu menghargai orang yang lebih tua, siapapun mereka dan apapun profesinya.

Sebaliknya, Anak di sana dididik menjadi bijak dan terus memelihara rasa hormat dan sayang kepada orangtuanya, apapun kondisi orangtuanya.

Meskipun orangtua mereka sudah tidak sanggup duduk atau berdiri,atau mungkin sudah selamanya terbaring diatas tempat tidur, mereka harus tetap menghormatinya dengan cara merawatnya.

Mereka, warganegara Singapura seolah diingatkan oleh PM Lee agar selalu mengenang saat mereka masih balita, orangtua merekalah yang membersihkan tubuh mereka dari semua bentuk kotoran, juga yang memberi makan dan kadang menyuapinya dengan tangan mereka sendiri, dan menggendongnya kala mereka menangis meski dini hari dan merawatnya ketika mereka sakit.

Bagaimana dengan Indonesia?
Segala masukan dan koreksi sangat kami hargai untuk menambah dan memperbaiki setiap artikel dalam blog ini, dengan mengirimkan pendapat anda semua ke page/halaman "KIRIM ARTIKEL" yang terdapat pada header page blog ini, atau pada kolom DISQUS commentar dibawah ini. Tanpa mengurangi hormat, kami harapkan tulisan, pendapat anda tentunya dengan data dan fakta serta sumber berita yang akurat serta tidak terdapat unsur pemaksaan pendapat, serta tidak menyinggung UNSUR SARA  sehingga apa yang menjadi koreksi dan tulisan artikel berikutnya bisa bermanfaat untuk menambah "celah-celah" yang hilang dari sejarah SIMALUNGUN pada umumnya, dan sejarah MARGA/BORU GIRSANG pada khususnya.  Terimakasih GIRSANG VISION
- HABONARON DO BONA -

Rabu, 15 Februari 2012

JERSEY - TSHIRT GIRSANG VISION, (FIRST STEP TO SUPPORT FORHIDOS MOVEMENT), Its Available Now, Make Your Order.

[GIRSANG VISION) Sebenarnya ide daripada pembuatan T-Shirt ini terucap oleh Saudara Dori Alam Girsang, yang meminta Design kepada Saudara Heri Tigandu BreCharona, lalu muncullah beberapa ide-ide beberapa rancangan/design pada bulan Desember 2011, entah kenapa design-design itu berakhir hanya sebagai sebuah wacana maya saja alias diawang-awang. 
Sampai pada suatu saat sebuah organisasi yang bernama FORHIDOS, sebuah Forum Hijau Dolog Sipisopiso yang merupakan gerakan kesadaran massa lokal (penduduk asli SIMALUNGUN), yang merasakan akan pentingnya mereboisasi hutan (REFORESTATION) yang mulai gundul di BUKIT SIPISOPISO akibat dari penebangan liar (Pembalakan). Gerakan ini dimotori oleh  putra-putri SIMALUNGUN (diantaranya : Hanson Munthe, Karel Girsang, Samson Girsang, Benyamin "PARULTOP" Girsang, Cahaya Boru Purba, Gunawanta Girsang Dll, yang tergabung dalam Group FORHIDOS di jejaring social facebook) yang sangat menyayangi dan mencintai kelestarian lingungan dan keindahan panorama BUKIT SIPISOPISO ditanah SIMALUNGUN Sumatra Utara. 
FORHIDOS hendak melakukan proses terencana tahap IV reboisasi/penanaman bibit pohon di hutan Bukit Sipisopiso, lantas terbersit keinginan dari GIRSANG VISION yang juga merupakan putra-putri SIMALUNGUN "bagaimana kita bisa membantu FORHIDOS ? "
Banyak dari komunitas masyarakat kita jika mendengar kata DONATION - CHARITY - MENYUMBANG DENGAN SUKARELA artinya memberi dari kelebihan financial/keuangan pribadi per pribadi, padahal hal tersebut adalah kesalahan persepsi turun-temurun bahwa "Yang Kaya lah Yang Menyumbang, Halak na ba'yak do na boi manyumbang" dimana seharusnya kita mau membesarkan hati dan mampu memberikan sumbangan ditengah kekurangan kita secara keuangan ke hal-hal yang berguna bagi khalayak 
banyak (MEMBERI DITENGAH KEKURANGAN LEBIH BERHARGA DARIPADA MEMBERI DI BERGELIMPANGAN HARTA).
Maka teringatlah pada ide design T-Shirt pada bulan Desember 2011 itu, Bagaimana jika Ide tersebut bisa berjalan sekaligus juga bisa menyokong program mulia FORHIDOS. Dan saat ini Design tersebut sudah masuk dalam dapur produksi (Production Chamber) meski masih diproduksi secara terbatas (100 Pieces) sembari melihat animo komunitas GIRSANG VISION.
KONSEP dan TUJUAN :
Tidak ada konsep khusus dalam ide pembuatan JERSEY ini, hanya sebuah keinginan untuk menunjukkan eksistensi GIRSANG dalam sebuah media SHOWING dalam JERSEY tersebut (TEXT PUNGGUNG "GIRSANG VISION" Baris-1 "- SIMALUNGUN- " Baris-2) dan LOGO GIRSANG VISION serta PINAR HARUNGGUAN (Musyawarah untuk bermufakat) pada bagian depan.
TUJUAN, yang paling mendasarinya adalah
1. REGISTRASI GIRSANG,
registrasi akan secara otomatis terUpdate melalui Pemesanan dan pengirimin JERSEY tersebut (mungkin dengan cara ini Registrasi bisa terlaksana juga).
2. DONATION FORHIDOS,
tidak dipungkiri masih sulit menghimbau pribadi-lepas pribadi untuk memberikan kontribusi amal dalam kegiatan apapun. TAPI JANGAN SALAH ARTI DULU...., bukan karna saudara-saudara kita GIRSANG dan SIMALUNGUN tidak mau membantu, tetapi karena yang bisa dibantu hanya MURNI RECEHAN (mungkin) 20.000, atau 50.000 saja, karena memang hanya sebegitu yang ada yang bisa di berikan (setelah dikurangi biaya hidup) yang pada akhirnya 20.000 dan 50.000 pun tak jadi di sumbangkan (donation) karena SUNGKAN/SEGAN karena jumlah nominalnya sangat kecil. Naaaahhh melalui JERSEY ini RECEHAN itu akan termasuk dalam harga jualnya (DONATION FORHIDOS 15% dari harga jual).
3. MAINTENANCE TUGU LEHU FEE,
Salah satu hal yang ingin GIRSANG VISION wujudkan adalah keindahan dan kecantikan TUGU GIRSANG di bukit LEHU bisa terjaga, maka harga jersey juga ditambahkan 10% sebagai dana perawatan (langkah ini hanya awalannya saja sampai tercipta 1/satu konsep yang bisa mengakomodir donation/sumbangan untuk perawatan TUGU GIRSANG di LEHU), jangan sampai salah satu symbol MARGA GIRSANG tersebut tidak terawat.

Kutipan posting pada group GIRSANGVISION, Click tautan http://www.facebook.com/groups/girsangvision/ 
bagi anda yang ingin memesan T-Shirt.
JERSEY (PRODUCTION CHAMBER)
Jersey/T-Shirt sudah diproduksi, Tahap-1 = 100 Pcs (L = 35; XL = 35; XXL = 30)
Spesifikasi : Sesuai Gambar/Image dibawah ini, dengan tambahan penjelasan ;
Bagian DEPAN = BORDIR (Text, GIRSANG VISION + Text dan LOGO PINAR HARUNGGUAN)
Bagian BELAKANG = SABLON PLASTISOL (Bukan karet yang mudah retak, Plastisol adalah Sablon dengan mesin press, sehingga warna menyatu dengan serat cotton, Hal ini dipilih agar LOGO GIRSANGVISION, warna dan bentuk sesuai aslinya, dan tidak berkerut-kerut seperti hasil bordir, karena logo image penuh warna dan besar)

HARGA = Rp.110.000,-/Pcs
Pemesanan di-isi di kolom COMMENTAR dibawah ini, dengan format Purchase Order, sbb :

PO-1
Nama Pemesan : Guntur Girsang
Nama Penerima : Guntur Girsang/Dessy Shilvia
Jumlah/Size : 2 Pcs / XL
Email : gun-seaman@ovi.com
No. Tlp : 0852 6419 3817
Alamat Pengiriman :
Jl. Ratu Sepudak BTN POLRI Blok B/26
RT. 012 RW. 004
Sungai Garam Hilir, Singkawang Utara,
KALIMANYAN BARAT
Kodepos :_ _ _ _ _
Dan seterusnya, pemesan ke-2 akan membuat COMMENTAR awal dengan kode :
PO-2, (Pemesan Ke-2) kemudian
PO-3, (Pemesan Ke-3)
PO-4, (Pemesan Ke-4)
---- dst
Setelah mengisi COMMENTAR PURCHASE ORDER, Harap segera mentransfer Dana (2x24 Jam, Jika tidak = dianggap Batal) sesuai dengan jumlah pemesanan ke Account Bank Sbb,

BANK INTERNATIONAL INDONESIA (Bank Bii) Cabang GOLDEN, Medan.
Atas Nama HERTHA VERONIKA SINAGA.
No. Rekening : 1-512-201-906
(Konfirmasi SMS melalui No.Hp : 0878 6968 6409 ATAU 0812 7571 7086, jika melakukan transfer dana)
KANTOR : PT Nusapro Telemedia
Jl. Gatot Subroto No 150 N/12C (Simp. Jl. Razak ), Medan - 20118
RUMAH :Jl. Sering No 139 Pancing
Kec. Medan Tembung Kota Medan


INGAT : TAHAP AWAL (1) PRODUKSI HANYA 100 Pieces
PENJELASAN MENGENAI ONGKOS KIRIM.
Dalam Harga per pieces sudah ada budget ONGKIR sebesar Rp. 22.500,- 
Jika ada kekurangan bea pengiriman, maka pemesan harus menyetor bea kekurangan tersebut.
Sebagai contoh pada PO-1 Sanina Guntur Girsang, beliau memesan 2 Pcs, artinya ada budget ONGKIR 2 X Rp. 22.500 = Rp. 45.000,- DAN jika ternyata bea ONGKIR ke SINGKAWANG Rp. 50.000,- ... Maka sanina Guntur Girsang harus menyetor bea kekurangan sebesar Rp. 5.000,-.
Tapi BILA ternyata bea ONGKIR hanya Rp. 40.000,- ( ada kelebihan Rp. 5.000,-) --- MAKA kelebihan dana tersebut akan dimasukkan oleh BENDAHARA (sementara) kita Botou Hertha Veronikha Sinaga kedalam KAS TUGU LEHU, dan FEE DONATION ke FORHIDOS tetap 15% per pieces = Rp. 10.500,-/Pieces.
Begitu pula jika ada yang tinggal di MEDAN AREA dan berkeinginan datang langsung ke Botou Hertha Veronika Sinaga, Bea ONGKIR menjadi TETAP (tidak bisa mengurangi harga Rp.110.000,-/pieces) karena kelebihan dana ONGKIR akan dimasukkan ke KAS TUGU LEHU juga. 

Segala masukan dan koreksi sangat kami hargai untuk menambah dan memperbaiki setiap artikel dalam blog ini, dengan mengirimkan pendapat anda semua ke page/halaman "KIRIM ARTIKEL" yang terdapat pada header page blog ini, atau pada kolom DISQUS commentar dibawah ini. Tanpa mengurangi hormat, kami harapkan tulisan, pendapat anda tentunya dengan data dan fakta serta sumber berita yang akurat serta tidak terdapat unsur pemaksaan pendapat, serta tidak menyinggung UNSUR SARA  sehingga apa yang menjadi koreksi dan tulisan artikel berikutnya bisa bermanfaat untuk menambah "celah-celah" yang hilang dari sejarah SIMALUNGUN pada umumnya, dan sejarah MARGA/BORU GIRSANG pada khususnya.  Terimakasih GIRSANG VISION
- HABONARON DO BONA -

Selasa, 14 Februari 2012

BANGUN DAN RUNTUHNYA KERAJAAN SIMALUNGUN SUMATERA TIMUR (Oleh: Erond Litno Damanik, M.Si)


Opstelling in het museum te Raja-
Karolanden- Sumatras Oostkust (1920-1925)
[GIRSANG VISION] : Riwayat asal mula kerajaan Simalungun hingga kini belum diketahui pasti, terutama tentang kerajaan pertama yakni Nagur (Nagore, Nakureh). Demikian pula kerajaan Batanghiou serta Tanjung Kasau. Kehidupan kerajaan ini hanya dapat ditelusuri dari tulisan-tulisan petualang dunia terutama Marcopolo dan petualang dari Tiongkok ataupun dari hikayat-hikayat (poestaha partikkian) yang meriwayatkan kerajaan tersebut. Di zaman purba wilayah Simalungun mempunyai 2 buah kerajaan besar yaitu pertama kerajaan Nagur yang ada di dalam catatan Tiongkok abad ke-15 (“Nakuerh”) dan oleh Marcopolo tatkala ia singgah di Pasai tahun 1292 M. kerajaan besar itu menguasai wilayah sampai-sampai ke Hulu Padang-Bedagai dan Hulu Asahan. Kerajaan tua yang lain ialah Batangio yang terletak di Tanah Jawauri (Tanoh Jawa). Pada masa itu, kerajaan Simalungun dikenal dengan nama harajaon na dua (kerajaan yang Dua)Selanjutnya, diketahui bahwa pasca keruntuhan kerajaan Nagur, maka terbentuklah harajaon na opat(kerajaan Berempat) yaitu: Siantar, Tanoh Jawa, Panai dan Dolog Silau. Ke-empat kerajaan ini menjadi populer pada saat masuknya pengusaha kolonial Belanda, dimana tiga kerajaan yakni Tanoh Jawa, Siantar dan Panei bekerjasama dengan pengusaha kolonial dalam memperoleh perijinan tanah. Setelah masuknya Belanda terutama sejak penandatanganan perjanjian pendek (korte verklaring)maka tiga (3) daerah takluk (partuanan) Dolog Silau di naikkan statusnya menjadi kerajaan yang sah dan berdiri sendiri, yakni Silimakuta, Purba dan Raya. Pada saat itu, kerajaan di Simalungun dikenal dengan nama harajaon na pitu (kerajaan yang Tujuh). Simalungun Sumatera Timur.Akhir dari kerajaan Simalungun ini adalah terjadinya amarah massa pada tahun 1946 yang dikenal dengan revolusi Sosial. Sejak saat itu, peradapan rumah bolon (kerajaan) Simalungun punah selama-lamanya. Dengan uraian singkat diatas, penulis berkeinginan untuk menulis kembali sejarah berdiri dan hanucrnya kerajaan.Atas dasar inilah, penulis berkeinginan untuk mendeskripsikan kembali sejarah bangun dan hancurnya kerajaan Simalungun Sumatera Timur yang banyak diriwayatkan dalam sejarah Simalungun.
Tiga fase Kerajaan Simalungun.
 Secara historis, terdapat tiga fase kerajaan yang pernah berkuasa dan memerintah di Simalungun. Berturut-turut fase itu adalah fase kerajaan yang dua(harajaon na dua) yakni kerajaan Nagur (marga Damanik) dan Batanghio (Marga Saragih). Berikutnya adalah kerajaan berempat (harajaon na opat) yakni Kerajaan Siantar (marga Damanik), Panai (marga Purba Dasuha), Silau (marga Purba Tambak) dan Tanoh Jawa (marga Sinaga). Terakhir adalah fase kerajaan yang tujuh (harajaon na pitu) yakni: kerajaan Siantar (Marga Damanik), Panai (marga Purba Dasuha), Silau (marga Purba Tambak), Tanoh Jawa (marga Sinaga), Raya (marga Saragih Garingging), Purba (marga Purba Pakpak) dan Silimakuta (marga Purba Girsang).Seperti yang dikemukakan diatas bahwa asal muasal kerajaan Simalungun tidak diketahui secara pasti terutama dua kerajaan terdahulu yakni Nagur dan Batanghiou. Sinar (1981) mengemukakan bahwa kerajaan Nagur telah ada dalam catatan Tiongkok abad ke-15 (“Nakuerh”) dan oleh Marcopolo tatkala ia singgah di Pasai tahun 1292 M. Kerajaan besar itu menguasai wilayah sampai ke Hulu Padang-Bedagai dan Hulu Asahan. Kerajaan tua yang lain ialah Batangio yang terletak di Tanah Jawauri (Tanoh Jawa). Kendati konsepsi raja dan kerajaan di Simalungun masih kabur, akan tetapi, Kroesen (1904:508) mengemukakan bahwa konsep raja dan kerajaan itu berasal dari orang Simalungun itu sendiri sebagai perwujudan otonomi kekuasaan yang lebih tinggi. Bangun dalam Saragih (2000:310) mengemukakan bahwa kata ‘raja’ berasal dari India yaitu ‘raj’ yang menggambarkan pengkultusan individu penguasa. Mungkin saja konsep itu terbawa ke Simalungun akibat penetrasi kerajaan Hindu-Jawa seperti Mataram lama pada masa ekspansi ke Sumatera Timur (Tideman,1922:58). Lebih lanjut dikemukakan bahwa pengaruh Hindu di Simalungun dapat diamati langsung dari bentuk peninggalan yang mencerminkan pengaruh Hindu-Jawa. Nama kerajaan Tanoh Djawa setidaknya telah mendukung argumentasi itu Menurut sumber Cina yakni Ying-yai Sheng-ian, pada tahun 1416, kerajaan Nagur (tertulis nakkur) berpusat di Piddie dekat pantai barat Aceh Dikisahkan bahwa raja nagur berperang dengan raja samudra (Pasai) yang menyebabkan gugurnya raja Samodra akibat panah beracun pasukan Nagur. Pemaisuri kerajaan Samodramenuntut balas dan setelah diadakannya sayembara, maka raja Nagur berhasil ditewaskan. Kendati demikian, sejarawan Simalungun sepakat bahwa lokasi ataupun pematang kerajaan Nagur adalah di Pematang Kerasaan sekarang yang berada dekat kota Perdagangan terbukti dengan adanya konstruksi tua bekas kerajaan Nagur dari ekskavasi yang dilakukan oleh para ahli (Tideman, 1922:51). Mengenai polemik tentang lokasi defenitif kerajaan Nagur pernah berada dekat Pidie (Aceh) dapat dijelaskan sebagai akibat luasnya kerajaan Nagur. Oleh karenanya, raja Nagur menempatkan artileri panah beracunnya pada setiap perbatasan yang rentan dengan invasi asing. Kerajaan Batanghio, tidak ditemukan tulisan-tulisan resmi tentang riwatnya maupun pustaha yang mengisahkan asal-usulnya. Hanya saja Tideman (1922) menulis dalam nota laporan penjelasan mengenai Simalungun. Oleh para cerdik pandai Simalungun, Batanghiopada awalnya dipercaya sebagai partuanon Nagur, akan tetapi karena kemampuannya dan karena luasnya kerajaan Nagur, maka status partuanon itu diangkat menjadi kerajaan. Pada tahun 1293-1295, kerajaan Nagur danBatanghio diinvasi kerajaan Singasari dengan rajanya yang terkenal, Kertanegara. Ekspedisi itu dikenal dengan ekspedisi Pamalayu yang dipimpin oleh Panglima Indrawarman yang berasal dari Damasraya Djambi (Wibawa, 2001:14-15) yang kemudian mendirikan Kerajaan (Dolog) Silou pada akhir abad XIV. Untuk mempertahankan, daerah vasalnya, maka raja nagur menyerahkan kekuasaannya kepada para panglima dan mempererat hubungan dengan pematang (central kekuasaan) semakin erat dan kokoh. Dengan demikian di Simalungun sampai pada tahun 1883 terdapat kerajaan yang sifatnya konfederasi (Dasuha dan Sinaga, 2003:31) yakni kerajaan Siantar (Damanik), Panei (Purba Dasuha), Dolog Silau (Purba Tambak) dan Tanoh Jawa (Sinaga). Wilayah Dolog Silau yang begitu luas dan intensya pertikaian antar huta, maka dibentuklah tiga partuanon, yakniPartuanon Raya (Saragih Garinging), Partuanon Purba (Purba Pakpak) danPartuanon Silimahuta (Purba Girsang). Strategi ini ditempuh untuk mempererat kekuasaan Dolog Silau dan tiga kerajaan besar lainnya. Setelah penandatanganan perjanjian pendek (korte verklaring) pada tahun 1907 yang intinya tunduknya seluruhnya kerajaan kepada kolonial, maka untuk mempermudah urusan administrasi serta mempermuda politik devide et impera, maka status partuanon dari tiga partuanon Dolog Silou itu dinaikkan statusnya menjadi kerajaan. Yakni kerajaan Silimahuta (Purba Girsang) yang Pematang nya di Pematang Nagaribu, kerajaan Purba (Purba Pak-pak) dengan pematang di Pematang Raya. Dengan demikian setelah penandatanganan Korte Verklaring,Simalungun mengenal tujuh kerajaan yang bersifat konfederasi, yakni dikenal dengan sebutan Kerajaan nan tujuh (harajaon Na pitu-siebenvorsten)(Tambak,1982:20-128; Tideman,1922:3-11). Pasca penandatanganan perjanjian pendek (korte verklaring) itu, maka oleh pemerintah kolonila Belanda, penguasa pribumi (native states) ditugaskan untuk mengurus daerahnya sendirinya sebagai penguasa swapraja. Sebagai penguasa daerah yang otonom mereka memiliki status sebagai kepala pemerintahan daerah. Penataan itu dilakukan sebagai upaya mempercepat aneksasi dan passifikasi daerah dalam upaya menjaga kondusifitas onderneming kolonial.Dalam poestaha hikayat Parpadanan na Bolakdapat diketemukan bahwa asal usul monarhi (kerajaan) di Simalungun telah bersentuhan dengan kerajaan yang ada di Pulau Jawa pada saat itu. Keadaan ini juga dipertegas dengan berbagai asumsi penulis Eropa, bahwa pengaruh Jawa telah ada dan berkembang di kawasan ini terbukti dengan penamaan salah satu area (Tanah Djawa) di Simalungun. Lagi pula, terdapat berbagai kesamaan dalam hal perangkat kebudayaan seperti pemakaian destar (gotong dan Bulang) dalam khasanah adat. Di samping itu, juga telah bersentuhan dengan pengaruh Sinkretis (Hindu-Jawa) seperti permainan catur, meluku sawah dan lain-lain. Hal yang paling mengesankan adalah bahwa hewan korban dalam perangkat adat istiadatnya adalah ayam (dayok nabinatur).Ini berarti bahwa, keadaan dimana kerajaan di Simalungun telah mengambil corak modern layaknya sebuah negara yang memiliki perangkat-perangkat tertentu. Keadaan seperti ini tidak dimiliki suku lain seperti Tapanuli (Utara), Karo, Pak-pak, Mandailing, Angkola sungguhpun mereka itu mengenal konsep raja. Dengan demikian, konsep raja dan kerajaan yang telah lama berdiri di Simalungun merupakan peninggalan dalam kebudayaannya sebagai dampak persentuhannya dengan budaya lain (Hindu-Jawa). Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa masing-masing kerajaan di Simalungun dengan marga pemerintahnya adalah sebagai berikut:


FaseNama KerajaanMarga Pemerintah
IKerajaan yang duaNagurDamanik
BatanghoiuSaragih
IIKerajaan yang EmpatSiantarDamanik
Tanoh JawaSinaga
Dolog SilauTambak
PanaiDasuha
IIIKerajaan yang TujuhSiantarDamanik
Tanoh JawaSinaga
Dolog SilauTambak
PanaiDasuha
RayaGaringging
PurbaPakpak
SilimahutaGirsang

Runtuhnya Kerajaan Simalungun Sumatera Timur.
Kekhasan Sumatera Timur menjelang Indonesia merdeka tahun 1945 adalah adanya perbedaan-perbedaan kelas antara bangsawan dan rakyat jelata. Dalam masyarakat Simalungun, perbedaan kelas tersebut adalah seperti golonganparbapaan (bangsawan), partongah (pedagang), paruma (petani) dan jabolon(budak). Keadaan yang sama ada pada rakyat Melayu Sumatera Timur terutama antara Sulthan dan rakyat.Sebagai negera yang bari terbentuk, nasionalisme rakyat Indonesia masih mengental dan dapat dipahami apabila masih menaruh dendam terhadap feodalisme yang sebelumnya merupakan kaki tangan kolonial. Oleh karena itu, situasi rakyat yang masih baru merdeka, kemudian disulut dengan provokasi orang lain (organisasi) tak pelak lagi apabila kecemburuan sosial dapat berujuk revolusi massa yang menelan ongkos sosial yang tinggi. Termasuk punahnya sebuah peradapan di Sumatera Timur (Simalungun dan Melayu), dimana raja dan kerabatnya beserta istananya musnah selama-lamanya. Keadaan seperti ini berlanjut hingga memasuki tahun 1946 sehingga mendorong kebencian masyarakat terhadap golongan elit. Sejalan dengan itu, berkembangnya pemahaman politik pada waktu itu, turut pula menyulut keprihatinan terhadap perbedaan kelas yang didorong oleh keinginan untuk menghapuskan sistem feodalisme di Sumatera Timur.Demikianlah hingga akhirnya terjadi peristiwa berdarah yang meluluhlantakkan feodalisme di Sumatera Timur terutama pada rakyat Simalungun dan Melayu. Pada peristiwa tersebut empat dari tujuh kerajaan Simalungun yaitu Tanoh Jawa, Panai, Raya dan Silimakuta pada periode ketiga ini musnah dibakar. Sementara Silau, Purba dan Siantar luput dari serangan kebringasan massa. Raja dan kerabatnya banyak dibunuh. Peristiwa ini menelan banyak korban nyawa, harta dan benda. Kejadian yang sama juga menimpa kesultanan Melayu dimana empat kesultanan besarnya Langkat, Deli, Serdang serta Asahan dibakar dan lebih dari 90 sultan dan kerabatnya tewas dibunuh (Reid, 1980)Riwayat swapraja Simalungun telah berlalu setelah terjadinya revolusi sosial pada tahun 1946. Revolusi itu tidak saja menamatkan kerajaan tapi juga seluruh kerabat perangkat kerajaan dan keluraga raja yang mendapatkan hak istimewa dari pemerintah kolonial, sehingga telah meningkatkan kecemburuan sosial dari rakyat terhadap raja. Revolusi terjadi setelah rakyat diorganisir dan diagitasi oleh organisasi dan partai revolusioner di Simalungun. Sejak saat itu sistem kerajaan tradisional Simalungun menemui riwayatnya. Dalam arti lain, lenyapnya atau runtuhnya zaman keemasan monarhi itu telah pula menandai berakhirnya peradapan besar rumah bolon.
Penutup.
Bentuk peradapan Simalungun yang tidak dimiliki oleh sub etnik Batak lainnya terletak pada sistem pemerintahannya. Orang Simalungun mengenal sistem pemerintahan yang sangat jelas yaitu monarchis (kerajaan), suatu bnetuk pemerintahan yang dikepalai oleh raja beserta aparaturnya. Bentuk pemerintahan tersebut adalah bentuk persinggungan budaya Hindia yang masuk ke tanah Batak memasuki abad ke-4 yang membentuk kerajaan tertua di Sumatera yakni Nagur. Terdapat tiga fase kerajaan yang pernah berkuasa dan memerintah di Simalungun. Berturut-turut fase itu adalah fase kerajaan yang dua(harajaon na dua) yakni kerajaan Nagur (marga Damanik) dan Batanghio (Marga Saragih). Berikutnya adalah kerajaan berempat (harajaon na opat) yakni Kerajaan Siantar (marga Damanik), Panai (marga Purba Dasuha), Silau (marga Purba Tambak) dan Tanoh Jawa (marga Sinaga). Terakhir adalah fase kerajaan yang tujuh (harajaon na pitu) yakni: kerajaan Siantar (Marga Damanik), Panai (marga Purba Dasuha), Silau (marga Purba Tambak), Tanoh Jawa (marga Sinaga), Raya (marga Saragih Garingging), Purba (marga Purba Pakpak) dan Silimakuta (marga Purba Girsang).Hancurnya kerajaan Simalungun Sumatera Timur adalah sebagai dampak dari gejolak amarah massa yang terjadi pada 6 Maret 1946 yang lebih dikenal dengan revolusi sosial terutama di wilayah Simalungun dan Melayu Sumatera Timur. Sejak saat itu, sistem pemerintahan swapraja Simalungun punah selama-lamanya.

Daftar Pustaka.
Anderson. John., 1823 Mission to the Eastcoast of Sumatra: Edinbrugh
Dasuha. Juandarahaya dan Marthin Lukito Sinaga., 2003. Tole!den Timorlanden das Evanggelium. Sejarah Seratus Tahun Pekabaran Injil di Simalungun 2 September 1903-2003: Pematang Siantar: Kolportase GKPS
Kroesen, JA., 1893 Eene reis door de landschappen Tandjoeng Kassau, Siantar en Tanah Djawa. TBG XXXIX, p. 229-304.
Reid. Anthony., 1981., The Blood of the People, Revolution and the of Traditional rule in Nothern Sumatera. Kuala Lumpur: Oxford University Press.
Saragih .Hisarma., 1999. Zending di Tanah Batak: Study Tentang Konversi Dikalangan Masyarakat Simalungun 1903-1942. (Thesis Magister Humaniora). Yogyakarta: Universitas Gajah Mada
Sinar, T. Luckman, 1981. Tuhan Sang Nahualu, Raja Siantar. Seminar Sejarah Nasional III, tanggal 12-11-1981 di Jakarta.
Tambak.,T.B.A., 1982. Sejarah Simalungun. Pematang Siantar: Yayasan Museum Simalungun.
Tiderman.J., 1922. Simeloengen: Het Land der Timoer Bataks in Zijn Ontwikling tot Een Deel Van het Kulturgebied van de Ooskust van Sumatera. Leiden: Stamdruskkerij Louis H. Beeherer
Sekilas tentang penulis :
Erond L Damanik
Account Facebook :http://www.facebook.com/profile.php?id=100002928214117
Employers : State University of Medan
College : State University of Medan
High School : SMA RK Budi Mulia Pematang Siantar
Born  : June 24 19--
Email : damanikerondl@yahoo.co.id

Current City  :Medan, Indonesia

Segala masukan dan koreksi sangat kami hargai untuk menambah dan memperbaiki setiap artikel dalam blog ini, dengan mengirimkan pendapat anda semua ke page/halaman "KIRIM ARTIKEL" yang terdapat pada header page blog ini, atau pada kolom DISQUS commentar dibawah ini.
Tanpa mengurangi hormat, kami harapkan tulisan, pendapat anda tentunya dengan data dan fakta serta sumber berita yang akurat serta tidak terdapat unsur pemaksaan pendapat, serta tidak menyinggung UNSUR SARA  sehingga apa yang menjadi koreksi dan tulisan artikel berikutnya bisa bermanfaat untuk menambah "celah-celah" yang hilang dari sejarah SIMALUNGUN pada umumnya, dan sejarah MARGA/BORU GIRSANG pada khususnya. 
Terimakasih
GIRSANG VISION
- HABONARON DO BONA -

Kamis, 02 Februari 2012

TOKOH SIMALUNGUN : PENDETA DJAULUNG WISMAR SARAGIH SUMBAYAK "Een Simaloengoense Luther", Comite Na Ra Marpodah Simaloengoen.

Pdt. Djaulung Wismar Saragih Sumbayak
[GIRSANG VISION] : Djaulung Wismar Saragih Sumbayak (lahir 1888 di Sinondang Utara, kira-kira 3 km selatan Pematang Raya, meninggal dunia 7 Maret 1968) adalah Pendeta pertama dari suku asli Simalungun, dan seorang Budayawan yang gigih memperjuangkan kemajuan suku Simalungun. Sebagian karyanya adalah terjemahan Alkitab dalam Bahasa Simalungun yang membuatnya menjadi orang Indonesia pertama yang menterjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Nusantara (dalam hal ini Simalungun).Djaulung Saragih Sumbayak dilahirkan dari keluarga terpandang. Ayahnya, Jalam Saragih Sumbayak bekerja untuk Raja Raya, Tuan Rondahaim Saragih Garingging (1828-1891) dan penggantinya, Tuan Soemajan Saragih Garingging (1857-1932), sebagai pembuat sarung senapan, yang membuatnya digelari "Tuhang Sarung ni Bodil." Ibunya bernama Roggainim boru Purba Sigumonrong dari kampung Raya Dolog.

Pada saat pergantian Raja di Kerajaan Raya setelah meninggalnya Tuan Rondahaim Saragih Garingging di tahun 1891, pecah perang saudara akibat ketidakcocokan pendapat mengenai siapa yang layak diangkat sebagai raja selanjutnya. Perang saudara ini mengakibatkan penderitaan mendalam bagi rakyat Simalungun di Kerajaan Raya, termasuk pada keluarga Jaulung Saragih. Penderitaan ini mendorongnya untuk mengangkat harkat keluarga sehingga menjadi pelopor kebangunan Simalungun.

Kedatangan penginjil RMG (Rheinische Missions-Gesselschaft - kelompok penginjil dari Jerman) ke daerah Simalungun, terutama Pematang Raya yang dipimpin oleh Pdt. August Theis untuk memperkenalkan Alkitab dan ajaran Kristen pada Djaulung muda. 
PENDETA AUGUST THEIS -
PENGINJIL RMG DI SIMALUNGUN
Semangatnya untuk maju mendorongnya untuk masuk sekolah Zending di Pematang Raya setelah ia dibaptis pada tanggal 11 September 1910. Setelah dibaptis inilah ia menambahkan nama Wismar ke dalam namanya.
Selanjutnya ia meneruskan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi di Kweekschool (sekolah guru) di Narumonda, Tapanuli, selama tahun 1911-1915. Setelah lulus ia sempat mengajar selama 6 tahun. Namun pengangkatannya sebagai pegawai negri pada tahun 1921 menghentikan kariernya sebagai Guru. Pada tahun itu ia mulai menjabat sebagai Pangulu Balei, satu jabatan Sekretaris Wilayah pada pemerintahan Kerajaan Panei.
Saat terbuka kesempatan untuk menjadi Pendeta di tahun 1927, ia meninggalkan profesinya sebagai pegawai negri dan mendaftarkan diri. Ia diterima di sekolah pendeta HKBP di Sipoholon, Tapanuli (1927-1929). Selulusnya dari sekolah pendeta ini ia ditahbiskan di Simanungkalit pada tanggal 15 Desember 1929 menjadi seorang Pendeta HKBP,[8] yang menjadikannya sebagai pendeta pertama dari Simalungun.

Dj. Wismar berpendapat bahwa kunci kemajuan orang Simalungun ada pada peningkatan kesadaran akan harkat dan martabat dirinya sendiri dan peningkatan taraf hidupnya di berbagai bidang kehidupan, terutama pada wawasan berpikir orang Simalungun melalui budaya baca dan tulis.
Proses pelayanan penginjilan yang dilakukan RMG dengan menggunakan bahasa pengantar Toba dengan anggapan bahwa suku Simalungun merupakan sub-etnis dari suku Toba mengakibatkan suku Simalungun semakin termarginalisasi. Hal ini melahirkan semangat oposisi dari Dj. Wismar Saragih dan rekan-rekannya yang merasa bahwa Suku Simalungun telah terabaikan oleh RMG. Semangat itu termanifestasikan dalam "Sinalsal" (sebuah majalah periodik yang diterbitkan pada periode 1928-1940) dan buku-buku yang dikarangnya.

Sadar akan perlunya memajukan dan melestarikan budaya Simalungun, J. Wismar Saragih telah merintis penyusunan Kamus Simalungun pada tahun 1916. Namun usaha itu menemui halangan saat Kamus tersebut selesai dikerjakan pada tahun 1918 tapi ditolak penerbitannya oleh Pemerintahan di kala itu. Di kemudian hari Kamus ini berhasil diterbitkan pada tahun 1936 dengan judul Partingkian ni Hata Simalungun.


Pada tahun 1917 Dj. Wismar Saragih mulai mengusahakan penggunaan buku pelajaran dengan bahasa Simalungun di sekolah-sekolah untuk menggantikan buku yang ada yang menggunakan bahasa pengantar Toba. Hal ini dilakukannya tanpa seizin Pendeta Muller dari RMG di Pematang Siantar (sesuai rekomendasi inspektur pendidikan di Medan) karena pengalamannya dengan RMG yang memarginalisasi suku Simalungun.
Upaya Dj. Wismar Saragih dalam memajukan unsur "hasimalungunan" (ke-Simalungunan) secara konkrit dimulai saat ia masih mengikuti sekolah pendeta di Sipoholon, dengan menerbitkan buku Podah Pasal Marhorja (Nasihat tentang Pekerjaan-1929), diikuti oleh serangkaian buku dalam bahasa Simalungun, yaitu: 
  • Panggomgomion (Pemerintahan, 1929), 
  • Pitoeah Banggal (Sexuele Leven) (Kitab Tuntunan Kehidupan Seksual, 1938), 
  • Partingkian ni Hata Simaloengoen (Kamus Bahasa Simalungun, 1936), dan 
Berbagai buku-buku pelajaran untuk Sekolah Rakyat seperti Sitoloe Saodoran dan Rondang Ragiragian.
Keinginannya untuk memajukan rakyat Simalungun juga mendorongnya untuk berperan aktif mengajar masyarakat Simalungun agar mau bersekolah. Ia juga telah merintis sebuah sekolah sore khusus untuk puteri, suatu hal yang tidak biasa saat itu di bagian daerah manapun di Nusantara. Selain itu ia juga mendorong peningkatan minat baca orang Simalungun dengan mendirikan taman bacaan "Dos ni Riah" dan perpustakaan "Parboekoean ni Pan Djaporman" di Pamatang Raya (1937). Dj. Wismar Saragih juga mewujudkan kepeduliannya pada kelestarian budaya Simalungun dengan mendirikan Roemah Poesaka Simaloengoen (Museum Simalungun) di tahun 1940 dan sanggar kesenian "Parsora na Laingan" pada tahun 1937.
Usahanya membebaskan bangsa Simalungun melalui kekristenan terutama dilakukan melalui penterjemahan teks-teks Alkitab ke dalam Bahasa Simalungun, hal mana menyebabkan ia dijuluki "Een Simaloengoense Luther" (Luther dari Simalungun). Dj. Wismar Saragih dan beberapa teman-temannya menganggap bahwa laju penginjilan RMG di kalangan Suku Simalungun terhambat karena tidak digunakannya bahasa Simalungun sebagai media pengantar. Karenanya pada peringatan 25 tahun sampainya Injil di Simalungun (2 September 1928) Dj. Wismar Saragih turut merintis pendirian sebuah lembaga bahasa Simalungun bernama "Comite Na Ra Marpodah Simaloengoen."
Pada tanggal 13 Oktober 1928 diadakan pertemuan di rumah Djaoedin Saragih di Pematang Raya yang dihadiri oleh 14 tokoh-tokoh Kristen Simalungun. Dalam pertemuan inilah disepakati pendirian badan yang memiliki tujuan untuk melestarikan dan memberdayakan bahasa Simalungun dengan nama di atas.
Selain melalui Comite Na Ra Marpodah Simaloengoen, Wismar juga turut aktif mendukung berbagai gerakan yang memajukan suku Simalungun seperti Kongsi Laita dan lain-lain.

Peranan Pdt. Dj. Wismar Saragih dalam mempercepat penyebaran Injil di kalangan rakyat Simalungun berlanjut di saat ia mengajukan surat protes kepada penginjil H. Volmer di Saribudolog pada tanggal 27 Oktober 1937. Surat itu memprotes perubahan nama Distrik Simalungun-Pesisir Timur (Simalungun-Oostkust) menjadi "Sumatera Timur, Aceh dan Dairi" yang disahkan HKBP dalam tata gerejanya pada tahun 1940. Hal itu dilakukannya atas kekhawatiran hilangnya identitas Simalungun pada rakyat Simalungun yang bergereja di Distrik tersebut.
Walaupun surat itu ditolak, namun keberatan yang secara berkelanjutan diajukan oleh komunitas Kristen-Simalungun tersebut akhirnya membuahkan hasil ketika Sinode am HKBP yang diadakan pada tanggal 10-11 Juli 1940 di Pearaja membicarakan keberatan mereka dan memutuskan agar Kerkbestuur HKBP membicarakan hal tersebut dengan jemaat Simalungun. Pembicaraan tersebut kemudian diadakan di Raya, Saribudolog dan Nagoridolog pada tanggal 26 September 1940 dan memutuskan agar komunitas Simalungun diberi satu distrik tersendiri bernama Distrik Simalungun dengan wakil orang Simalungun di sinode HKBP.
Dj. Wismar Saragih kemudian menjadi salah seorang peserta rapat yang diadakan pada tanggal 5 Oktober 1952 yang bertujuan agar Jemaat-jemaat HKBP distrik Simalungun berdiri sendiri dan terpisah dari HKBP, dan membentuk HKBPS serta pengurus-pengurus dan majelis-majelis gerejanya. Pemisahan ini dilakukan secara sepihak oleh HKBP distrik Simalungun, dan baru diakui oleh wakil-wakil HKBP pada rapat bersama antara delegasi HKBP dan Pengurus Harian HKBP Simalungun (HKBPS) tentang pandjaeon (pemisahan) HKBP Simalungun di Pematang Siantar, 21-22 Januari 1953 yang keputusannya ditandatangani pada tanggal 22 Januari 1953. Pada kepengurusan HKBPS, Dj. Wismar Saragih menduduki jabatan Wakil Ephorus, yang merupakan jabatan tertinggi di kepengurusan pusat HKBPS dan diwakili oleh seorang Sekretaris Jendral. Saat itu HKBPS tidak memiliki Ephorus sebagai upaya untuk tetap memelihara hubungan baik dengan HKBP. HKBPS merupakan rintisan menuju kemandirian penuh jemaat-jemaat di Simalungun di dalam Gereja Kristen Protestan Simalungun. 


Pelestarian dan pengembangan adat istiadat Simalungun juga mendapat perhatian khusus J. Wismar Saragih. Salah satunya adalah idenya yang menganjurkan penggunaan pakaian adat Simalungun dalam kegiatan ibadah di Gereja, sesuatu yang mengundang kontroversi mengingat para penginjil RMG menganjurkan penanggalan tutup kepala, termasuk Gotong dan Suri-suri (tutup kepala khas adat Simalungun), di dalam masa ibadah di Gereja.
J. Wismar Saragih juga mendirikan lembaga kesenian yang bertujuan untuk memelihara kesenian musik tradisional dan mengembangkannya sebagai lagu Gereja.
Bersama-sama dengan tokoh Simalungun lainnya seperti Haji Ulakma Sinaga dan Rajamin Purba (Bupati Simalungun saat itu) ia kemudian mendirikan sebuah wadah pengetua-pengetua adat Simalungun yang diberi nama Partuha Maujana Simalungun.

Pasca proklamasi kemerdekaan Indonesia, J. Wismar Saragih turut berperan serta aktif dalam memimpin rakyat untuk mendukung kemerdekaan. Hal ini dilakukannya secara efektif melalui mimbar gereja maupun pidato umum, seperti yang dilakukannya di Lapangan Sepak Bola Pematang Raya pada tanggal 23 Desember 1945. J. Wismar Saragih juga terpilih sebagai ketua saat dibentuknya Komite Nasional Kecamatan dan kemudian menjadi perutusan ke tingkat Kabupaten.

Berikut sebagian dari karya-karya Pdt. Djaulung Wismar Saragih:
  • Tadah ni tondujta: in ma hata ni Naibata rupeita ari-ari (ayat marhasoman hatorangan), Tandjung Pengharapan, 1967.
  • Memorial peringatan pendeta J. Wismar Saragih: marsinalsal, 240 halaman, BPK Gunung Mulia, 1977.
  • Ambilan na madear pasai Toehan Jesoes Kristoes: songon sinoeratkon ni Si Loekas
  • Loopbaan J. Wismar Saragih, 141 halaman, British and Foreign Bible Society, 1939.
  • Portama i tongah djaboe, 59 halaman, Pan Djaporman, 1942.
  • Pasal panggomgomion (pamerentahan), 48 halaman, Comite "Na Ra Marpodah", 1929.
  • Barita ni toean Rondahaim na ginoran ni halak toean raja na Mabadjan, 79 halaman.
  • Siluah hun pulou Djawa (oleh-oleh dari Djawa), 38 halaman, Adventus, 1950.
  • Roehoet manoeratkon hata Batak Simaloengoen, marhiteihon soerat Boelanda (soerat Latijn): marondolan bani besluit ni Directeur O & E, 27 April 1920, Issue 14246, 24 halaman, 1934.
  • Buei ambilan na binuat humbani buku na pansing padan na basaia, 136 halaman, Lembaga Alkitab Indonesia (LAI), 1957.
  • Partingkian ni hata Simaloengoen: Simaloe-ngoen Bataks verklarend woordenboek, 280 halaman, Comite "Na Ra Marpodah Simaloe-ngoen," 1938 (mulai diproduksi oleh Zendingsdrukkerij pada 1936).
  • Padan Na Baru, bersama Petrus Purba dan LAI, 403 halaman, LAI, 1978.
  • Pardiateihon ma, ise do ia: Goluh pakon pangajarion ni Jesus, bersama Petrus Purba dan LAI, 91 halaman, LAI, 1976.
  • Ambilan na madear mangihutkon si Johannes: indjil Johannes, bersama Petrus Purba dan LAI, 63 halaman, LAI, 1971.

Kantor Pusat GKPS di Jalan Pendeta J. Wismar Saragih,
Beroperasi sejak 2 Maret 1992.


Segala masukan dan koreksi sangat kami hargai untuk menambah dan memperbaiki setiap artikel dalam blog ini, dengan mengirimkan pendapat anda semua ke page/halaman "KIRIM ARTIKEL" yang terdapat pada header page blog ini.  Tanpa mengurangi hormat, kami harapkan tulisan pendapat anda tentunya dengan data dan fakta serta sumber berita yang akurat sehingga apa yang menjadi koreksi bisa bermanfaat untuk menambah "celah-celah" yang hilang dari sejarah SIMALUNGUN pada umumnya, dan sejarah MARGA/BORU GIRSANG pada khususnya. 
Terimakasih GIRSANG VISION
HABONARON DO BONA

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More