-DORI ALAM GIRSANG(DENPASAR)-MARTHIN GIRSANG(JAKARTA)-HANSON MUNTHE(MEDAN)-RIKO GIRSANG(JAKARTA)-BENYAMIN PARULTOP GIRSANG(NIGERIA)-SAMSON GIRSANG(BATAM)-BAGUS FEBRIANTO GIRSANG(MEDAN)-HORASTON GIRSANG(PERAWANG.RIAU)-OBET NEGO GIRSANG(YOGYAKARTA)-BOSTON GIRSANG(RIAU)-YAN FEBRIANSON GIRSANG(JAKARTA)-FRIPANSUS IPAN GIRSANG(JAKARTA)-POSMAN FIRNANDUS GIRSANG(JAKARTA)-RAJAMIN RP GIRSANG(BRASTAGI)-SEPTA GLORA GIRSANG(MEDAN)-HAMONANGAN GIRSANG(SUKABUMI)-HELZBERD JUSTIANUS HAMONANGAN GIRSANG(MAKASSAR)-HERTHA VERONIKA SINAGA(MEDAN)-SUZANNA GIRSANG(PEMATANG SIANTAR)-GIO ADAM ARTHANTA GIRSANG(MALANG)-ANTON GIRSANG(BANDUNG)-ABRI ANTO GIRSANG(LAMPUNG)-INDRA WALDIN GIRSANG(MEDAN)-ALBERTO ELPINSON GIRSANG(MEDAN)-ELJUNI EDIN GIRSANG(BIMA/NTB)-BARENOF GIRSANG(JAKARTA)-MICHAEL GIRSANG(MEDAN)-HOTBERDUANI YM GIRSANG(MALAYSIA)-NURSAIDAH NATALIN GIRSANG(MALAYSIA)-GUNTUR JULIANTO GIRSANG(SINGKAWANG)-MAYARANI GIRSANG(MEDAN)-PANGERAN CIPTA SETIA GIRSANG(SEMARANG)-ROBERT GIRSANG(BEKASI)-BOBBY ANGGA GIRSANG(MEDAN)-PAISAL GIRSANG(MEDAN)-JENNY OKTAVIANA GIRSANG(MALAYSIA)-JIMMI MOHSEN(DEPOK)-BERNAWATY GIRSANG(DAIRI)-VITA SILVANA UDUR GIRSANG(BANDUNG)-BIRMAN BAHAGIA GIRSANG(BEKASI)-VERA LISA GIRSANG(BANDAR LAMPUNG)-FEBRIYATI VERONICA GIRSANG(JAKARTA)-YAN RICKY DAMANIK(BANDAR LAMPUNG)-ROY IXEL GIRSANG(BATAM)-RAHEL DEWI YULINA GIRSANG(PALEMBANG)-SONDANG SARIAHMA GIRSANG(JAKARTA)-GUNAWANTA GIRSANG(JAKARTA)-HENDRA JANI GIRSANG(TANJUNG GADING)-HENDARTO WIJAYA GIRSANG(MEDAN)-

Senin, 19 Desember 2011

KISAH "ANTO GIRSANG" DI BUKIT LEHU (KEINGINTAHUAN - KETULUSAN dan KEIKHLASAN )

GIRSANG VISION : Cerita ini didapat dari Sanina SAMSON GIRSANG (Batam) dan cerita ini layak dibaca dan menarik untuk diambil hikmah yang begitu baik didalam cerita ini. Berikut cerita tersebut :
Salam Girsang.....!!!
"KISAH NYATA SEORANG PEMUDA GIRSANG SAMPAI KE TUGU LEHU"

Ada seorang pemuda Girsang yang begitu besar keinginannya untuk mencari dan mengetahui asal-usul dan semua sejarah tentang GIRSANG, usia pemuda itu kira-kira sekitar 21 tahunan waktu itu.

Setelah si pemuda bosan bertanya kesana kemari tentang GIRSANG di Kota Medan (Dia lahir dan Besar di Medan) di putuskanlah berpetualang ke kampung asal orangtuanya di Panei Tongah.

Ternyata di Panei Tongah juga tidak puas atas Informasi yg di peroleh karena sama saja dgn keterangan-keterangan dari yang didapatnya di kota Medan, ada yg bilang bahwa GIRSANG sama dgn Sihombing Lumban Toruan, ada juga yang bilang  Marga Purba itu abangnya Marga Girsang.Tapi yg Jelas dari sekian banyak informasi yang di dapatnya, Girsang dari Naga Saribu tidak pernah lepas dari setiap pembicaraan jika sang pemuda mulai bertanya tentang Girsang.

Kemudian di lanjutkanlah petualangannya ke SILIMAKUTA, wajar kita sebut sang pemuda "berpetualang" karena tidak ada kenalan, kerabat atau keluarga yang di TOPOT (ditemui), si pemuda lahir dan besar di Medan dan belum pernah marhuta-huta kemana-mana kecuali kampung orangtuanya di PANE TONGAH dan Bahasa Simalungunnya pun masih marpasir-pasir.

Tetapi karena begitu semangat yang berkobar-kobar dan ingin membuktikan bahwa dirinya GIRSANG, bukan GIRSANG NA LILU, maka sampailah sang pemuda di Seribu Dolog, dari beberapa Tetua Girsang yg di bisa ditemuinya,  akhirnya bertemulah si pemuda dengan seorang pengusaha dan Tokoh Girsang yang merupakan pemilik usaha "BINTANG TANI" yang juga seorang TOKOH GIRSANG (siapa namanya yah ?) yang berperan besar dalam pembangunan TUGU GIRSANG  di Bukit Lehu, dari beliaulah petunjuk bahwa sudah ada TUGU GIRSANG di Bukit Lehu.

Hati sang pemuda semakin senang dan makin bersemangat untuk mengetahui dimana dan bagaimana sebenarnya Tugu Oppung kami itu sebenarnya.

Dari petunjuk yang ada maka berangkatlah sang pemuda  melanjutkan perjalanannya ke daerah Dairi, entah bagaimana caranya, tanpa di sengaja sampailah sang pemuda di Sumbul dan setelah sekian lama menunggu kendaraan umum yg menuju ke Bukit  Lehu tidak kunjung tiba juga,  maka sang pemuda memutuskan untuk "Manapaki" alias jalan kaki (kurang tahu juga berapa jauh jarak manapaki itu, Red).
TUGU GIRSANG DI BUKIT LEHU
Sesampainya di Bukit Lehu, tepatnya di Tugu Girsang Lehu, tanpa siapa yang mengomandoi, mendadak sudah ada beberapa Orang Tetua Girsang dari berbagai penjuru huta/kampung terutama dari perkampungan yg dekat Tugu menunggu kedatangan seorang Ginompar Girsang
yg berhati mulia dan dianggap sebagai utusan sebagai PANUKKUNAN.

Luar biasa dan sulit dipahami secara logika dan juga tidak masuk akal tapi ini nyata terjadi, dalam hati dan pikiran Seorang Pemuda ini, dalam kalimat-kalimat sambutannya pun banyak yg memeluk si pemuda sambil menangis dan haru begitu juga dgn Para Tetua-Tetua yang datang. 
Ada salah salah satu Tetua itu bermarga Lumban Toruan yang mempunyai istri Boru Girsang (HAH !!! -red) dan si pemuda ini bingung dan kembali bertanya "Ai mase Ham mangalap Boru Girsang anggo memang do sada garis keturunan dope dohot Marga Girsang, songon cerita ni Toba...? " lalu  si bapa  Lumban Toruan menjawab, bahwa dirinya  mangalop Boru Girsang karena permintaan "sahala ni Oppu" yang datang kepadanya dan mengatakan harus Boru Girsang yang jadi istrinya (Sedangkan menurut Tarombo Sihombing Lumban Toruan, yang menyatakan bahwa GIRSANG masih bersaudara darah dengan Lumban Toruan, dan tidak mungkin ada "Sahala Ni Oppu" yang memerintahkan hal yang dilarang/tabu dalam adat dilakukan, karena yang dilarang menurut adat adalah "mardawan begu" atau saling kawin mawin dengan pasangan yang semarga).

Mendapat penjelasan dan alasan dari bapa Lumban Toruan tersebut, semakin berkerutlah dahi si pemuda yang  "Bingung Tujuh Keliling", karena si pemuda melakukan perjalanan sampai ke Bukit Lehu ingin "Manukkun"  bertanya, tetapi "kenapa saya yang jadi tempat Panukkunon ?". Setelah Para Tetua Girsang ini membawa sang pemuda berkeliling di daerah Bukit Lehu sampai ke Air Bertingkat Tujuh dan Goa yg ada di sekitar Bukit Lehu, diadakanlah semacam ritual "Mamotong Pinahan" sampai "Manuk Na Iatur", dari sekian PROSESI RITUAL tersebut si pemuda ini masih tetap bingung tapi tetap si pemuda tetap mengaku masih dalam keadaan sadar dari awal sampai akhir ritual. Tetapi semua para peserta yang ada menganggap Sang Garama Girsang ini Sudah SOLUK dan tetap Percaya bahwa PEMUDA INI SEBAGAI UTUSAN OPPUNG GIRSANG NA JOLO.

Sewaktu acara makan bersama tiba-tiba hujan turun, tetapi hanya di tempat mereka berkumpul saja sedangkan di luar area mereka makan bersama matahari masih memberikan teriknya dengan sangat panas. Dalam prosesi ritual terakhir di ambillah sebuah Jeruk Purut yg besar, bagus, cantik dan mulus, Atas permintaan  Para Tetua-Tetua si pemuda ini dimintakan untuk memotong belah jeruk perut tersebut (Para Tetua ingin mengetahui, apa hasil potongan jeruk purut tersebut dalam penglihatan magis/terawang mereka). 
Setelah di persiapkan semua dengan baik, pisau yang tajam dan alas (talanan) yang diatur sedemikian rupa untuk membelah Jerut Purut itu, Si Garama Girsang ini dengan hati yang bersih tanpa ada mantra dan masih dengan Ikhlas dan dengan perasaan yang tenang dan sadar maka dibelah potong dua juruk purut itu, begitu terbelah DUA JERUK PURUTnya, masyarakat sangat terkejut melihatnya, ternyata jeruk purut tersebut sebelah BAGUS dan BERSIH dan sebelah lagi BUSUK dan RUSAK. Padahal jeruk purutnya dari luar masih terlihat bagus dan segar. Dengan hati yang tenang terucaplah Si Garama Girsang berujar dengan kalimat logika :

"SONAHA DO NASIAM MAMBAHEN MARSADA GIRSANG SEMANCA NEGARA SEMENTARA LANG SADA PARUHURAN ?" 

Dibagi ceritakan oleh :
SAMSON GIRSANG
Tarbukti bani Uttei Mukkur On sambolah jenges tapi na sambolah nari Busuk.....! Di Tugu Girsang Lehu itu ada di tertulis "GIRSANG SEMANCA NEGARA"

Apapun alasan Si Pemuda Girsang ini, Para Tetua-Tetua dan masyarakat itu tetap percaya bahwa SI PEMUDA tersebut adalah Utusan OPPUNG GIRSANG dan mereka telah mengabadikan namanya di Tugu itu  "ANTO GIRSANG" dan kabarnya sampai sekarang mereka kehilangan dan terus mencari-cari di mana keberadaan Si GARAMA GIRSANG PETUALANG itu.

Sepulang dari Petualangannya berceritalah si pemuda tersebut di kampungnya Panei Tongah dan akhirnya diadakan lah kunjungan besar-besaran, Semua KELUARGA BESAR GIRSANG yang ada di daerah PANEI SAMPAI TIGA PAS ke Bukit Lehu, TUGU GIRSANG.

Penutup :
Nasiam Sanina,Orang Tua, Oppung Nami na dihut bani acara ai,  sonari sehat-sehat do Si Garama ondi tapi sonari lang be garama tapi doma berkeluarga niombahni sada dope daboru janah rup do Hanami i BATAM Makkais- kais Hagoluhan on.
"Saudara-saudara'ku, orangtua dan kakek-nenek yang kami cintai yang ikut pada acara tersebut, sekarang sehat-sehat saja si pemuda tadi, tetapi saat ini sudah berkeluarga dan mempunyai seorang putri, dan saya, Samson Girsang dan Anto Girsang sama-sama bekerja di BATAM mencari rejeki"
PESAN SAMSON GIRSANG : @=> All...... Semga kita dapat mengambil arti dan kikmah dari CERITA NYATA ini.


Segala masukan dan koreksi sangat terbuka untuk mengedit artikel ini (open source) yang tentunya dengan data dan fakta serta sumber berita yang akurat sehingga apa yang menjadi koreksi bisa bermanfaat untuk menambah "celah-celah" yang hilang dari sejarah SIMALUNGUN pada umumnya, dan sejarah MARGA/BORU GIRSANG pada khususnya. 
Terimakasih GIRSANG VISION- HABONARON DO BONA

0 komentar:

Posting Komentar

No comment is offensive tribe, religion and any individual, Use words and phrases are polite and ethical - Thank you -

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More