-DORI ALAM GIRSANG(DENPASAR)-MARTHIN GIRSANG(JAKARTA)-HANSON MUNTHE(MEDAN)-RIKO GIRSANG(JAKARTA)-BENYAMIN PARULTOP GIRSANG(NIGERIA)-SAMSON GIRSANG(BATAM)-BAGUS FEBRIANTO GIRSANG(MEDAN)-HORASTON GIRSANG(PERAWANG.RIAU)-OBET NEGO GIRSANG(YOGYAKARTA)-BOSTON GIRSANG(RIAU)-YAN FEBRIANSON GIRSANG(JAKARTA)-FRIPANSUS IPAN GIRSANG(JAKARTA)-POSMAN FIRNANDUS GIRSANG(JAKARTA)-RAJAMIN RP GIRSANG(BRASTAGI)-SEPTA GLORA GIRSANG(MEDAN)-HAMONANGAN GIRSANG(SUKABUMI)-HELZBERD JUSTIANUS HAMONANGAN GIRSANG(MAKASSAR)-HERTHA VERONIKA SINAGA(MEDAN)-SUZANNA GIRSANG(PEMATANG SIANTAR)-GIO ADAM ARTHANTA GIRSANG(MALANG)-ANTON GIRSANG(BANDUNG)-ABRI ANTO GIRSANG(LAMPUNG)-INDRA WALDIN GIRSANG(MEDAN)-ALBERTO ELPINSON GIRSANG(MEDAN)-ELJUNI EDIN GIRSANG(BIMA/NTB)-BARENOF GIRSANG(JAKARTA)-MICHAEL GIRSANG(MEDAN)-HOTBERDUANI YM GIRSANG(MALAYSIA)-NURSAIDAH NATALIN GIRSANG(MALAYSIA)-GUNTUR JULIANTO GIRSANG(SINGKAWANG)-MAYARANI GIRSANG(MEDAN)-PANGERAN CIPTA SETIA GIRSANG(SEMARANG)-ROBERT GIRSANG(BEKASI)-BOBBY ANGGA GIRSANG(MEDAN)-PAISAL GIRSANG(MEDAN)-JENNY OKTAVIANA GIRSANG(MALAYSIA)-JIMMI MOHSEN(DEPOK)-BERNAWATY GIRSANG(DAIRI)-VITA SILVANA UDUR GIRSANG(BANDUNG)-BIRMAN BAHAGIA GIRSANG(BEKASI)-VERA LISA GIRSANG(BANDAR LAMPUNG)-FEBRIYATI VERONICA GIRSANG(JAKARTA)-YAN RICKY DAMANIK(BANDAR LAMPUNG)-ROY IXEL GIRSANG(BATAM)-RAHEL DEWI YULINA GIRSANG(PALEMBANG)-SONDANG SARIAHMA GIRSANG(JAKARTA)-GUNAWANTA GIRSANG(JAKARTA)-HENDRA JANI GIRSANG(TANJUNG GADING)-HENDARTO WIJAYA GIRSANG(MEDAN)-

Sabtu, 26 November 2011

J, TIDEMAN SIMELOENGOEN : HET LAND DER TIMOER-BATAKS (XIII - PERDAGANGAN)

GIRSANG VISION : IDE ARTIKEL DAN DOKUMEN MILIK SAUDARA DORI ALAM GIRSANG.
1. Hubungan Perdagangan
Pematang Siantar mengalami perkembangan yang sangat pesat berkat perkembangan industri pertanian yang besar. Wilayah ini juga mengalami pertumbuhan pertumbuhan dan perkembangan pertanian penduduk (sawah). Hal ini memungkinkan hidupnya perdagangan kecil di sekitarnya, terbukti dengan banyaknya pertokoan yang banyak bermunculan di tempat itu dan di daerah lain di pusat pemukiman.

Kini di sekitar tempat ini menjadi penimbunan produk perkebunan. Perdagangan besar yang berkembang secara pesat tidak disinggung di sini. Hanya beberapa cabang perusahaan di Medan dibuka di daerah ini. Lembaga perbankan besar sampai sekarang tidak ada. Bank Jawa dimulai dengan membangun sebuah kantor. Pembukaan jalan kereta api ke Tebing Tinggi sangat bermanfaat bagi perdagangan setempat, juga bagi orang pribumi mengingat produk pertanian sejak adanya infra struktur itu bisa dibawa dari Purba dan Silimakuta ke Pematang Siantar, sehingga persediaan garam, ikan asin, kain dan barang-barang rumah tangga lainnya dari seberang danau Toba bisa diperoleh dari Medan, Pematang Siantar dan tempat-tempat lain di pantai timur.

Pasar_Atau Tiga_Di Simalungun Tempo Dulu
http://saribudoloksilimakuta.wordpress.com/2008/07/08/suasana-tiga-saribudolok/
Sebagai akibatnya, wilayah penjualan kini membentang dari Medan sampai Tarutung. Juga disebutkan bahwa kondisi ini bermanfaat bagi perdagangan di Siantar.

Sebelum ini garam dan ikan asin terutama dibawa dari Tanjung Balei ke Balige. Jalan perdagangan ini sejak pembukaan jalur Siantar sangat sangat mundur. Beras yang dibawa ke sini dari Toba pada masa lalu dihargai f 3-3,50 per pikul dan pada tahun 1912 masih mencapai f 4-6, sementara beras impor di pantai timur f 15 dan bisa lebih tinggi lagi harganya. Menurut penghitungan saat ini pada 4 bulan terakhir telah diangkut 2.910 pikul padi dengan menggunakan 423 pedati sapi dari Tiga Ras menuju Siantar. Pengangkutan ikan asin ke Toba dari Tanjung Balei mencapai 700 pikul per bulan.

Produk hutan melalui pelabuhan di pantai timur dikapalkan ke Penang dan Singapura. Komoditi utama yang diangkut ke Toba dan Samosir adalah minyak kelapa, padi, telor, tembakau, kopi, telor itik, pisang, ketela, ijuk, kapur sirih, pacul, kain dan tembikar dari ditambah ikan asin dan garam. Sementara di daerah selatan lalu-lintas dilakukan lewat darat dan sungai, di Simalungun lalu lintas dilakukan dengan jalan darat. Di tempat-tempat ini, tempat di mana lalu-lintas di air bergeser ke darat, orang-orang Cina bermukim. Perdagangan merupakan contoh. Selama 15 tahun lalu lalu-lintas ke pedalaman masih dilakukan di sepanjang jalan Batak, yang pada masa ini merupakan satu-satunya jalan. Kini jalan simpang yang baik memberikan kesempatan untuk berangkat ke hampir semua tempat yang penting dengan menggunakan mobil. Penduduk banyak memanfaatkan jalan ini.

Di mana-mana bila pusat pemukiman muncul, pedagang Cina mencoba mengembangkan diri yang biasanya semakin lama semakin meluas. Sebuah kampung kedeh (kampung pertokoan) yang tumbuh di ibu kota dan pemukiman Cina di Perdagangan, di bekas pasar lama, tempat di masa lalu Simalungun mengirim produk dan barang dagangannya (termasuk budak), menjadi sebuah kampung perdagangan yang tumbuh di Pematang Tanah Jawa dan di Serba Lawan. 0rang-orang Cina adalah perintis perkembangan ekonomi yang dahulu di pedalaman hanya ditempati oleh seorang pedagang Cina. Selain itu, candu pada masa ini memainkan peranan penting karena bisa digunakan sebagai alat pembayaran. Lalu-lintas di air (di danau Toba) selama beberapa tahun harus dilakukan dengan perahu, yang bisa mengangkut 80 orang atau lebih. Menurut angka-angka yang disajikan oleh kontrolir Toba pada tahun 1919, impor barang di Balige yang diangkut semuanya ke sana lewat Simalungun, rata-rata per bulan berjumlah:

  • Ikan asin 600 karung SEHARGA f 6.600 
  • Garam 320 karung SEHARGA f 8.000 
  • Kain 40 bal SEHARGA f 20.000 
  • Minyak bumi 480 blik SEHARGA f 1.900 
  • Katun mentah 800 blok SEHARGA f 5.000 
  • Tenun 160 blok SEHARGA f 3.040 
  • Minyak kelapa 200 blik SEHARGA f 2.000 
  • Kelapa 4000 butir SEHARGA f 600 
  • Barang rumahtangga SEHARGA f 800
Di Pangururan angka-angka ini berjumlah:

  • Garam 40 karung SEHARGA f 3.600 
  • Minyak tanah 50 blik SEHARGA f 1.000 
  • Kain tenun SEHARGA f 3.000 
  • Bahan pakaian SEHARGA f 2.000 
  • Barang rumahtangga SEHARGA f 1.200 
  • Beras SEHARGA f 3.600
Sekitar f 30 ribu sebulan nilai barang-barang yang dibawa dari pantai timur ke daerah Porsea. Nilai impor dari tempat ini ke pantai timur berupa beras, ternak, telor, babi, kopi, rotan, dsb. seluruhnya ditafsir sebesar f 60-80 ribu. Lalu-lintas perahu di danau Toba diperkirakan sekitar 7500 ton angkutan air.

Selain perahu kini ada 12 kapal motor layar, yang mengangkut orang dengan barang dan dagangannya. Hubungan daerah antara pantai timur dan Tapanuli dahulu dilakukan melalui Pasir Mandoge ke Uluan (lewat Asahan) kemudian menelusuri jalur telegram yang melewati Dolok Paribuan menembus gunung-gunung di sisi danau Toba menuju daerah tersebut dan selanjutnya menuju Balige.

Segera setelah hubungan bisa dibuka sepanjang jalan Toba sampai Panahatan ke danau, atas petunjuk pemerintah daerah di Pematang Siantar dibentuk suatu dinas pengangkutan yang dipimpin oleh kapten orang Keling di Pematang Siantar, yang menyediakan mobil sewaan untuk pengangkutan dari ibukota ke danau. Pada awalnya pelayaran di danau Toba dari ujung jalan raya (Panahatan) ke Balige dilakukan dengan kapal motor daerah. Pelayaran ini dilakukan seminggu sekali. Tetapi tatkala pengusaha tersebut mengelola pelayaran, pelayaran dilakukan tiga kali seminggu dan dalam perkembang selanjutnya pelayaran itu dilakukan setiap hari. Selain itu jalur pelayaran, jalur pengangkutan pos diintensifkan yang diatur melalui kontraak yang telah disepakati.

Dengan kemajuan proyek itu di jalan Toba juga dapat dilalui mobil, pertama ke Sibaganding, yang melewati sebuah terowongan kecil yang telah dibuat; setelah melewati terowongan itu, dapat langsung menuju ke Parapat, sebuah dusun yang maju yang telah dilengkapi dengan sebuah pesanggrahan daerah, dan sebuah hotel sederhana. Pada bulan 0ktober 1920 jalan Toba sepenuhnya dibuka untuk umum. orang bisa pergi dengan menggunakan mobil melalui trayek Siantar-Balige, sehingga dinas pelayanan yang telah ada makin lama makin hilang dan selanjutnyapelayanannya beralih ke tangan pihak lain yang menggunakannya sebagai mata pencaharian.

Untuk pengangkutan pos perkebunan pengangkutan yang tertulis di sini sangat penting. Pada tahun 1912 masih bisa ditemukanb kantor pos pembantu di Pematang Siantar. Pada tahun 1914 diputuskan untuk membangun sebuah kantor pos (sayang sekali terlalu kecil dan menurut modelnya terlalu tua). Kebutuhan untuk memperluas kantor ini segera muncul dan tahap selanjutnya dibuatlah rencana untuk memperluas kantor pos itu.

Hasil penjualan materai di kantor pos di sini berjumlah (sampai puluhan gulden dibulatkan):  

  • 1914 - f 54.650 
  • 1915 - f 163.490 
  • 1916 - f 200.410 
  • 1917 - f 301.860 
  • 1918 - f 427.000 
  • 1919 - f 568.580 
  • 1920 - f 617.070 
Lalu-lintas yang belakangan ini meningkat pesat di antara penduduk. Saat ini perjalanan banyak dilakukan dengan mobil sewaan, sehingga pada hari-hari pasaran di sepanjang jalan raya dapat ditemukan sejumlah mobil yang dipenuhi dengan penumpang dan komoditi dagangan. Kendaraan penumpang dan barang yang berupa bis taripnya ditentukan berdasarkan kilometer yang ditempuhnya. Penyebaran jaringan jalan, pembukaan jalur kereta api Tebing Tinggi-Siantar, penambahan jumlah mobil dan sarana pengangkutan lain menjadi bukti kemajuan pesat daerah ini.

2.Pasar
Pasar disebut tiga. Juga istilah ini dulu memiliki makna lebih luas daripada pengertian “pasar”. Pasar juga merupakan tempat orang berkumpul untuk mengatur berbagai persoalan penting, tidak hanya terbatas pada kasus tanah, tetapi juga saling bertemu di antara berbagai kerajaan. Jika pasar sekarang biasanya dibuka di tempat-tempat pemukiman, kini merupakan pasar dalam arti nyata, pada masa lalu tiga ditemukan di tempat yang belum dihuni. Sekarang, pada masa ini, masih ada beberapa pasar, yang ditunjukkan seperti di Tiga Runggu yang jaraknya 180 KM di perbatasan antara daerah Raya dan Purba di mana orang saling bertemu untuk menyelesaikan kasus antara dua kerajaan. Juga Tiga Raja di perbatasan antara Sumatera Timur dan Tapanuli, tempat di mana penguasa daerah Girsang, Sipangan Bolon dan Parapat (Sumatra Timur) dan Aji Bata (Tapanuli) bekerja sama untuk melakukan suatu tujuan yang sama. Di tiga ini pada masa lalu sebuah balai (joro) didirikan, di mana rapat-rapat diadakan. Para pengunjung tiga membangun gubuk-gubuk kecil di tempat ini, di situlah mereka berteduh melawan panas dan hujan. Aturan umum dibuat bahwa empat hari pasar dibuka. Melalui pengaruh unsur Barat, pasar sekarang semua menjadi pasar mingguan, sementara di ibukota setiap hari pasar kecil diadakan, dan pada hari Selasa serta Jumat pasar besar dibuka.

Tiga/Pasar utama di sini adalah:

  1. Di Siantar pasar besar di ibukota, yang setelah kedatangan pemerintah Belanda dibuka dan kini bisa disebut pasar terpadat di daerah ini. Pasar-pasar Batak yang lain adalah Tiga Urung di Pematang Sidamanik, Tiga Bolon di Bahal Gajah, Tiga Tamburenja (dekat dengan Tiga Ras di danau Toba), Tiga Perdagangan (tempat penimbunan perdagangan tradisional masa lalu), Tiga Bandar Tinggi yang muncul dalam 20 tahun belakangan ini dan semakin berkembang, Tiga Sihalengkang di Sipolha (dekat danau Toba), dan Tiga Siholiholi di Jorlang Huluan; 
  2. Di Tanah Jawa dikenal: Tiga Raja yang telah disebutkan di batas wilayah yang terletak di aliran danau Toba, nama ini dinyatakan berlaku oleh penguasa pribumi Tanah Jawa pada pertemuan masa lalu raja-raja yang berada di sana untuk menyelesaikan saling sengketa dan masalah; Tiga Bius di Sipangan Bolon; Tiga Sionggang di Sidasuhut (Girsang). Kemudian selama kekuasaan Belanda muncul Tiga Pematang Tanah Jawa, Tiga Balata (di jalan Toba) dan Tiga Dolok (juga di jalan Toba, dekat Pematang Dolok Paribuan). 
  3. Di Pane orang menjumpai pasar-pasar berikut: Tiga Ras di pantai danau Toba (Ras berasal dari Rahis, yang berarti ‘ngarai’); Tiga Sibuntun di jalan menuju Tiga Ras dekat dengan tempat ini (Buntu berarti bukit); dulu di Pane orang masih menemukan Tiga Raja di perbatasan dengan Raya kira-kiraa 153 km di jalan ke Saribu Dolok, di tiga ini kedua raja Pane dan Raya bertemu untuk membicarakan dan menyelesaikan kasus daerah. 
  4. Di Raya orang menemukan Tiga Bawang Pinatar dekat dengan ibukota Pematang Raya. Bawang merupakan nama genangan air, tempat kerbau berkubang di lumpur. Pinatar berarti aliran sungai atau arus. Tiga Runggu disebut sebagai tempat di mana raja Purba dan Raya saling bertemu. 
  5. Di Purba orang menemukan Tiga Langkiyung di pantai danau Toba dekat Haranggaol, orang menyebut Tiga Runggu sampai sekarang termasuk Purba. 
  6. Pasar yang ada di Dolok Silo adalah Tiga Marumbun di jalan melalui Buawayapas yang kini banyak dikunjungi. Selain itu, orang dahulu masih menemukan Tiga Sibuarbuar di Purba, Tua Etek dan Tiga Portibi Sinomba dekat tempat ini. 
  7. Akhirnya, kita bisa menemukan pasar-pasar di Silimakuta: Tiga Tongging atau Tiga Sipitukuta di Tongging di danau Toba, sisi utara kembali di batas daerah, Tiga Sidulung di Saribudolok, Tiga Raja di Naga Saribu sebagai ibukota Silimakuta. 
Dengan perkecualian pasar di ibukota yang berada di pusat pemukiman adalah pasar yang paling padat penduduknya menjelang pukul 12 siang. Orang datang dari jauh dan dari dekat ke pasar. Menjelang siang hari kepadatan mulai berkurang dan kembali menjelang pukul empat sore setiap orang pulang.
COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Twee_Chinezen_zijn_met_een_
papierendraagstoel_opweg_naar_een_begrafenis_
waar_de_stoel_verbrand_wordt_voor_de_overledene_
Pematang_Siantar_Sumatra_TMnr_10003165
Sejak perbaikan jalan orang melihat pada petang hari pada hari-hari pasar di Pematang Siantar sejumlah pedati sapi bisa ditarik dalam karavan besar, terutama dari Raya, Purba dan Saribudolok. Kebanyakan sayuran, kentang, gula aren dan produk pribumi, dan garam, ikan kering, kain diangkut dan dibawa kembali. Menurut catatan selama tahun 1919 penjualan komoditi utama di pasar ibukota berjumlah:

  • Telor 190.540 butir SEHARGA f 15.250 
  • Ayam 10.712 ekor SEHARGA f 12.800 
  • Itik 4.017 ekor SEHARGA f 4.800 
  • Kentang 201.870 kati SEHARGA   f 31.000 
  • Gula aren 133.906 kati SEHARGA f 40.000 
  • Beras 232.486 kati SEHARGA f 813.700 
  • Jagung 87.950 batang SEHARGA f 1.760 
  • Kelapa 486.960 buah SEHARGA f 68.150 
  • Jeruk 65.232 buah SEHARGAf 3.260 
  • Kacang Tanah 46.012 kati SEHARGA f 7.360 
  • Buncis 2.925 kati SEHARGA f 380 
PEMATANGSIANTAR
Ketika orang mengetahui bahwa penjualan di pasar lama setempat pada tahun 1913 ditafsirkan f 180-200 ribu, maka bisa dibuat gambaran kemajuan perdagangan ini. Pemerintah daerah membangun los penjualan di berbagai pasar. Banyak los dari semen dilengkapi lantai, ditutup dengan genting, dibangun di Saribudolok, di Haranggaol, dan di Tiga Raja (dekat Parapat). Los-los dengan ijuk dibuat di Pematang Raya, Pematang Tanah Jawa dan Perdagangan, sementara di beberapa tempat lain dibuat los-los darurat. Tentang usaha pasar di ibukota dibahas dalam Bab IV (Desentralisasi).

3. Lembaga Kredit
Imigran orang Toba di Simalungun segera merasakan kebutuhan pada lembaga ini, yang menyediakan kredit tanah murah yang mudah mereka peroleh, diperlukan oleh mereka yang biasanya tidak memiliki banyak kekayaan dan pada tahun-tahun pertama harus mengalami masa sulit bila ditinjau dari segi ekonomi.

Rencana untuk membangun sebuah bank peminjaman bagi penduduk petani di pemukiman Toba (karena tidak hanya pendatang baru yang memerlukan kredit) baru pada tahun 1917 menjadi kenyataan. Lembaga ini dikelola dengan dana, yang bagi sebagian kecil diperoleh dari penduduk dan bantuan uang muka yang disediakan dari pihak daerah yang jumlahnya mencapai f 20.000. Pengurusnya terdiri atas tiga orang Toba terkenal, sementara asisten residen lah yang mengawasinya. Tujuan mereka adalah memberikan pinjaman uang muka kepada kaum imigran, petani, para pedagang dan sebagainya dengan bunga rendah dan pengembalian yang semudah mungkin.

Bank ini biasanya menyediakan uang muka f 10 sampai f 50 tetapi juga memberikan kredit dalam jumlah lebih tinggi, walaupun tidak pernah melebihi f 200. Para peminjam sebagian besar adalah orang Toba. Beberapa orang Mandailing dan beberapa orang Jawa memintanya yang juga memperoleh bantuan keuangan dari bank. Bunganya berjumlah 12% setahun. Untuk modal kas daerah diberikan bunga 3%. Hak atas sawah bisa diborongkan, yang dicatat dalam daftar sawah yang menunjukkan bahwa hak ini kembali bisa dilimpahkan kepada orang lain, tetapi juga bisa dijadikan jaminan pribadi.

Meskipun bank ini memperoleh keuntungan sebagai jasa dari penyediaan kredit tetapi lintah darat ceti yang selama ini ada harus diberantas. Mereka tidak bisa memenuhi kebutuhan orang Batak yang lebih maju untuk mengelola modal Batak dengan resiko sendiri dan dengan sarana sendiri. Berbagai pembicaraan diadakan, nasehat dari dinas perkreditan rakyat, dan akhirnya pada tahun 1920 Perusahaan Terbatas Bank Batak didirikan. Anggarannya disetujui berdasarkan Keputusan Pemerintah tanggal 8 Mei 1920 nomor 21.

Bank ini mengambil alih urusan bank pertanian Toba dengan syarat bahwa lembaga ini harus bisa menjalankan usahanya, harus berguna bagi penduduk, yang bisa dianggap sebagai Bank Pertanian Toba. Sayangnya, dalam proses pengambil alihan, penulis bergaji yang belum lama ini meninggal telah membujuk para pedagang, yang memiliki sejumlah uang untuk menarik dana utamanya, sehingga hampir tidak ada dana yang disetorkan ke Bank Batak. Kini ada usaha untuk membebankan seluruh hutang kepada daerah.

Di sini terdapat neraca seperti yang dibuat pada akhir 0ktober 1921:

Tabel neraca Bank Batak pada akhir 0ktober 1921 halaman 300  

debet
Kredit
Saham
-
F 19.300
Deposito
-
F 18.680
Rekening Giro
-
F 13.374,70
Rekening bunga
-
F 3.430,63
Rekening denda

F 690,92
Rupa-rupa
-
F 49,09
Pinjaman
F 50.539,86

Gaji
F 1.055

Biaya Umum
F 443,70

Biaya persidangan
F 47,90

Inventaris
F 1.256,50

Dana cadangan
-

Sewa kantor
F 405

Biaya pendirian
F 222

Daerah
-

Unie Bank voor Nederland en Kolonien
F 1.116,26

Kas
F 439,12


F 55.525,34
F 55.525,34
Kredit yang agak sukar diberikan kepada delapan ceti yang tinggal di tempat itu, yang meminjam uang dengan bunga 18% atau maksimal 24% setahun atau yang dengan berbagai aturan kontrak dan sarana telah meraih keuntungan jauh lebih tinggi dari jumlah uang itu.

4. Ukuran dan Bobot
Meskipun semakin banyak ukuran kita yang digunakan, termasuk di antara penduduk pribumi, ukuran dan berat lama belum dilupakan dan di pasar ini hampir sepenuhnya berlaku. 0rang menggunakan ukuran panjang sbb.: sajari, dua jari dsb. (dengan panjang jari), parapon, jongkal (rentang tangan), orang kembali membedakan jongkal jombulon (rentang tangan dengan jari dilipat) dan jongkal tunoduh (rentang tangan dengan jari merentang), saasta (panjang siku), bolah garap (dari ujung jari tengah sampai tengah dada), dan saholak (satu depa).

Ukuran isi untuk beras, jagung, garam dan daging adalah sajumput (segenggam jari), sanggolom (segenggam tangan penuh), sanangging (segenggam tangan terbuka), Sasupak (satu tempurung kelapa) dan Satumba (sejumlah sepuluh supak sekitar 2 liter), sabatte (sejumlah sepuluh tumba), saamas (sekarung sekitar 2-3 bate).

Sebagai bobot digunakan sada doraham (atau bagian) untuk bobot emas, candu dan perak; borat gobang (bobot satu gobang) dan borat ringgit (bobot satu dollar). Dalam perdagangan ternak babi diukur (tali lilat) untuk tubuh, kerbau diukur dengan tanduknya. Selain itu masih banyak digunakan kati dan kilogram. Selama beberapa tahun, perdagangan tradisional hampir semuanya berupa perdagangan barter. Jika digunakan alat pembayaran, maka yang digunakan tidak hanya ringgit Spanyol dan duit, tetapi juga gambir, garam dan kapur.

Segala masukan dan koreksi sangat terbuka untuk mengedit artikel ini (open source) yang tentunya dengan data dan fakta serta sumber berita yang akurat sehingga apa yang menjadi koreksi bisa bermanfaat untuk menambah "celah-celah" yang hilang dari sejarah SIMALUNGUN pada umumnya, dan sejarah MARGA/BORU GIRSANG pada khususnya.
Terimakasih
GIRSANG VISION- HABONARON DO BONA

0 komentar:

Posting Komentar

No comment is offensive tribe, religion and any individual, Use words and phrases are polite and ethical - Thank you -

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More