-DORI ALAM GIRSANG(DENPASAR)-MARTHIN GIRSANG(JAKARTA)-HANSON MUNTHE(MEDAN)-RIKO GIRSANG(JAKARTA)-BENYAMIN PARULTOP GIRSANG(NIGERIA)-SAMSON GIRSANG(BATAM)-BAGUS FEBRIANTO GIRSANG(MEDAN)-HORASTON GIRSANG(PERAWANG.RIAU)-OBET NEGO GIRSANG(YOGYAKARTA)-BOSTON GIRSANG(RIAU)-YAN FEBRIANSON GIRSANG(JAKARTA)-FRIPANSUS IPAN GIRSANG(JAKARTA)-POSMAN FIRNANDUS GIRSANG(JAKARTA)-RAJAMIN RP GIRSANG(BRASTAGI)-SEPTA GLORA GIRSANG(MEDAN)-HAMONANGAN GIRSANG(SUKABUMI)-HELZBERD JUSTIANUS HAMONANGAN GIRSANG(MAKASSAR)-HERTHA VERONIKA SINAGA(MEDAN)-SUZANNA GIRSANG(PEMATANG SIANTAR)-GIO ADAM ARTHANTA GIRSANG(MALANG)-ANTON GIRSANG(BANDUNG)-ABRI ANTO GIRSANG(LAMPUNG)-INDRA WALDIN GIRSANG(MEDAN)-ALBERTO ELPINSON GIRSANG(MEDAN)-ELJUNI EDIN GIRSANG(BIMA/NTB)-BARENOF GIRSANG(JAKARTA)-MICHAEL GIRSANG(MEDAN)-HOTBERDUANI YM GIRSANG(MALAYSIA)-NURSAIDAH NATALIN GIRSANG(MALAYSIA)-GUNTUR JULIANTO GIRSANG(SINGKAWANG)-MAYARANI GIRSANG(MEDAN)-PANGERAN CIPTA SETIA GIRSANG(SEMARANG)-ROBERT GIRSANG(BEKASI)-BOBBY ANGGA GIRSANG(MEDAN)-PAISAL GIRSANG(MEDAN)-JENNY OKTAVIANA GIRSANG(MALAYSIA)-JIMMI MOHSEN(DEPOK)-BERNAWATY GIRSANG(DAIRI)-VITA SILVANA UDUR GIRSANG(BANDUNG)-BIRMAN BAHAGIA GIRSANG(BEKASI)-VERA LISA GIRSANG(BANDAR LAMPUNG)-FEBRIYATI VERONICA GIRSANG(JAKARTA)-YAN RICKY DAMANIK(BANDAR LAMPUNG)-ROY IXEL GIRSANG(BATAM)-RAHEL DEWI YULINA GIRSANG(PALEMBANG)-SONDANG SARIAHMA GIRSANG(JAKARTA)-GUNAWANTA GIRSANG(JAKARTA)-HENDRA JANI GIRSANG(TANJUNG GADING)-HENDARTO WIJAYA GIRSANG(MEDAN)-

Jumat, 25 November 2011

J, TIDEMAN SIMELOENGOEN : HET LAND DER TIMOER-BATAKS (IX - ZENDING/PENGUTUSAN PEKABARAN INJIL)

GIRSANG VISION : IDE ARTIKEL DAN DOKUMEN MILIK SAUDARA DORI ALAM GIRSANG
ZENDING
(DEFINISI :
zending- pekabaran Injil; usaha-usaha menyebarkan agama Kristen Protestan; 2 badan-badan penyelenggara (misi) penyebaran agama Kristen;
Misionaris Protestan juga disebut sebagai zendeling (dari bahasa Belanda yang artinya pengutusan). Misionaris ditujukan untuk penyebaran agama Kristen melalui kabar keselamatan yang diberikan Allah kepada seluruh dunia.)
Konferensi zending yang diadakan pada tahun 1903 di Tarutung memutuskan untuk berkarya di sebelah danau Toba. Berdasarkan konferensi ini, tiga orang tenaga zending di bawah pimpinan Guillaume yang tinggal di Saribu Dolok melakukan perjalanan melalui Simalungun.

Disebutkan bahwa raja Purba dan Raya telah mengajukan permohonan untuk memulai karya zending di daerah mereka. Pada tahun 1904 pos-pos zending dibuka di Pematang Bandar (pada tahun 1907 dipindahkan ke Pematang Siantar), di Purba Saribu (kemudian pindah ke Saribudolok), di Pematang Raya dan di Prapat (pada tahun 1916 di bawah pimpinan seorang ketua pribumi).

Jika sejak awal mereka lebih suka ada pendeta yang ditempatkan di Siantar, sikap permusuhan justru ditunjukkan oleh raja wilayah tersebut terhadap zending. 
430px-COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Portret_van_een_Batakse_predikant_van_de_
Rijnsche_Zending_Residentie_
Tapanoeli_TMnr_10000622
Pengaruh Islam sangat mencolok, terutama di Pematang Bandar. Setelah diusir dari wilayah itu, pendeta pindah dari Bandar ke Siantar. Pada tahun yang sama pejabat pemerintah di Simalungun juga memindahkan kantornya dari Bandar ke Pematang Siantar.

Jika zending berharap dari pengalamannya dapat mengambil manfaat melalui karyanya di Tapanuli.
COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Interieur_van_de_kerk_van_de_
Rijnsche_Zending_in_Goenoengsitoli_TMnr_10013688
Pengetahuan yang mereka peroleh dari daerah, dari penduduk dan bahasanya di sana, semua ini hanya merupakan sebagian kecil dari karya mereka seperti yang dilakukaan di Girsang, dan Simpangan Bolon (daerah zending Parapat). Di mana-mana, di daerah lain, kondisinya (terutama karena pemerintahan raja-raja tidak dikenal di Tapanuli) sama sekali berbeda dan bahasanya juga sangat berbeda dengan bahasa Toba, yang menimbulkan kekecewaan mereka. Hanya di daerah tersebut mereka bisa menggunakan para pembantu Batak yang ditempatkan di seminarinya.

Di Tapanuli banyak tokoh muncul, setidaknya penonjolan keluarga. 
COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Het_uitgaan_van_de_kerk_van_
de_zending_in_Sipahoetar_TMnr_10016576
Mereka beranggapan bahwa di Simalungun selama raja yang mendominasi wilayah itu tidak masuk Kristen, zending akan kurang berperan aktif di sana. Raja Purba dan Raya, putra raja pertama yang saat itu menjadi penguasa, memanggil mereka untuk datang ke daerahnya. Para raja ini tidak bersedia masuk Kristen. Bersama dia raja Siantar sekarang bersedia menerima pendidikan di rumah pendeta di Purbasaribu. Dia adalah satu-satunya penguasa Kristen di Simalungun.

Zending tidak bisa bertahan di Bandar, karena di sini pengaruh Islam terbukti sangat kuat.
COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Een_zuster_van_de_Rijnse-zending_voor_
haar_woonhuis_te_Balige_Sumatra_TMnr_10000730
Atas upaya dan kekuatan zending Kristen berkembang di seluruh wilayah Simalungun. Pendeta di Bandar langsung mulai membangun sekolah untuk mendidik para pemuda dari Tapanuli, yang bisa berperan sebagai pembantu di Simalungun. Banyak orang yang sudah mengenyam pendidikan menemukan pekerjaannya, baik di zending itu sendiri atau dalam jabatan lain (kerani, pangulu balei, dsb).

Seperti telah disebutkan, zending di Bandar berkat bantuan pejabat pemerintah dan bantuan keuangan dari orang yang bersimpati, mencoba membuka pertanian sawah di Simalungun. Meskipun tidak berhasil mengambil alih pertanian penduduk, keberhasilan ini mendorong orang Toba bermigrasi ke sana (ketika kemudian dinas irigasi bisa mengarahkan pembukaan sawah secara teknis ke arah yang benar). Hal ini merupakan awal pembukaan sawah yang maju di Siantar, Tanah Jawa, dan tempat lain, di wilayah yang banyak ditempati oleh orang Toba. 
COLLECTIE_TROPENMUSEUM_De_kerk_van_de_
Rijnsche_Zending_in_Ambarita_TMnr_10016575
Mereka tinggal di lahan sawah yang luas, yang memberikan pandangan berbeda sekali dengan masa sebelumnya wilayah yang jumlah penduduknya sedikit.

Zending memusatkan kegiatannya di bidang pendidikan dan perawatan kesehatan penduduk. Pada akhir 1920 di empat daerah zending di Simalungun terdapat 43 sekolah dengan jumlah siswa sebanyak 1.832 orang (1.685 pemuda dan 147 pemudi). Dari 38 sekolah yang ada disubsidi oleh pemerintah, rata-rata dengan jumlah sebesar f 175 per-tahun. Pendirian sekolah ini pada awalnya hanya berupa sekolah sederhana dan sebuah rumah guru.

Kebanyakan sekolah memiliki tiga atau empat kelas, sementara pendidikan yang diselenggarakan adalah sekolah dasar pemerintah kelas-2. Meskipun angka perbedaan sangat besar (kini 45 % dan jarang kurang dari 20%) ada beberapa hasil yang dapat ditunjukkan, mengingat sejumlah mantan siswa Simalungun bekerja di dinas pemerintah dan di bidang lainnya. Sementara itu, beberapa siswa diterima di sekolah pertukangan di Laguboti.

Pada tahun 1910 zending di Pematang Siantar mendirikan sebuah asrama untuk anak para kepala adat, yang kemudian kembali dihapuskan. Sejak daerah ini maju secara material, seperti di bidang kesehatan, zending berada di belakangnya. Poliklinik yang dulunya dikelola oleh pendeta E.Muller di Pematang Siantar, setiap hari dikunjungi antara 20 dan 30 pasien. Zending memiliki tujuan sendiri. Penyebaran ajaran Kristen di Simalungun hanya tercapai dalam jumlah yang terbatas. Di antara penduduk pribumi kini terhitung 2 ribu orang Kristen. Dengan kaum pendatang yang ikut dicatat, jumlah umat Kristen mencapai 14.426 umat.
406px-COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Twee_jonge_
Toba-Batak_vrouwen_in_feestkleding_te_
Tapanoeli_Noord-Sumatra_TMnr_10005753
Segala masukan dan koreksi sangat terbuka untuk mengedit artikel ini (open source) yang tentunya dengan data dan fakta serta sumber berita yang akurat sehingga apa yang menjadi koreksi bisa bermanfaat untuk menambah "celah-celah" yang hilang dari sejarah SIMALUNGUN pada umumnya, dan sejarah MARGA/BORU GIRSANG pada khususnya.
Terimakasih
GIRSANG VISION- HABONARON DO BONA





0 komentar:

Posting Komentar

No comment is offensive tribe, religion and any individual, Use words and phrases are polite and ethical - Thank you -

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More